Senin, 07 Desember 2009

Benarkah Lelaki Suka Menebar Pesona?


Benarkah Lelaki Suka Menebar Pesona?
Aries Adenata
(Ketua Umum FLP Solo Raya)



Sebuah Asumsi
“Maaf, Mas kalau bersikap hati-hati, dong! Ntar yang perempuan bisa jadi ke-GR-an” celetuk salah satu akhwat pada sebuah komunitas. Nah, loch! Kalau ada yang berkata demikian, sebenarnya yang menebar pesona itu kaum adam atau kaum hawa, sih? Jangan-jangan, hanya kaum hawa saja yang ke-GR-an. Atau memang betul bahwa lelaki itu suka menebar pesonanya pada semua kaum hawa. Ibarat menebar jaring, tergantung ikannya akan terjerat atau tidak.
Yuk, kita obrolin seputar fenomena virus hati yang lagi rame dibicarakan oleh kalangan aktifis dakwah. Beberapa waktu yang lalu, kak Aden sempat berbincang dengan Mas Burhan Sodiq, penulis buku “Gombal Warning” seputar permasalahan tersebut. Menurut Mas Burhan, panggilan akrabnya. Ia mengatakan bahwa sebenarnya dikalangan kaum adam pada awalnya tidak ada niatan atau sengaja mengubar pesona mereka terhadap para hawa. Akan tetapi, bagi kaum adam yang terjun di rimba belantara dakwah, apalagi lelaki itu cukup dominan dan punya peran yang strategis dalam komunitasnya. Maka, ia akan cenderung untuk tampil lebih cerdas dan lebih salih dibandingkan dengan lelaki yang lainnya. Misalnya, di seminar ia akan tampil lebih menonjol.
Yups, berarti diawal tidak ada unsur kesengajaan untuk menebar pesona, dong? Mas Burhan menekankan bahwa diawal tidak ada unsur kesengajaan. Namun, jumlah lelaki yang lebih sedikit dibandingkan jumlah perempuan yang semakin membengkak, memberikan peluang kepada kaum adam untuk melakukannya. Disamping itu, interaksi dengan perempuan yang tinggi juga menimbulkan atau memancing untuk berbuat hal tersebut. So, sebenarnya yang berbuat lebih dahulu kaum adam atau kaum hawa, ya? Menurut Ustadz Hata Syamsudin, kaum adam punya kecenderungan untuk tebar pesona. Karena secara umum fitrah manusia tertarik dengan lawan jenisnya, secara khusus laki-laki memang disebutkan dalam Ali Imron ayat 14 “Dijadikan indah dalam pandangan manusia, cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik”. Nah, kalau itu pendapat Ustadz Hata. Bagaimana kalau pendapat Mas Burhan Sodiq, beliau mengatakan bahwa kedua-duanya berperan. Sambil bercanda Mas Burhan nyletuk “Awas rayuan gombal lelaki. Tapi, awas lebih dahsyat rayuan permpuan”. So, Gizolista mau mendukung pendapat yang mana?

Faktor yang Berpengaruh
Nah, kalau berbicara tentang tebar pesona, tentu ada kaitannya dengan yang namanya VMJ alias virus merah jambu yang menjangkit dikalangan kaum adam maupun kaum hawa. Sebenarnya faktor apa yang mempengaruhi sehingga mereka bisa terserang yang namanya VMJ tersebut. Pertama adalah faktor bacaan. Jika buku bacaan, apalagi yang dibaca adalah cerita-cerita yang berlabel islami namun isinya tidak mencerminkan islami. So, secara tidak sadar mereka akan terpengaruh dengan bacaan tersebut. Kedua adalah faktor televise. Faktor ini juga berpengaruh sangat dominan terhadap penyebaran VMJ, karena hampir tiap hari, bahkan tiap jam televise menyuguhkan tayangan tentang pacaran, percintaan, selingkuh dan semua hal yang berbau dengan CINTA. Meskipun, para kaum adam dan hawa sudah ikut kajian rutin tiap hari. Coba bayangkan, televise akan hadir dihadapan mereka setiap jam, sedangkan kajian rutin paling hanya sepekan sekali, itupun masih bolong-bolong. Hayo ngaku? Gizolista kajiannya rutinnya masih bolong-bolong, kan? Ditambah lagi para murabi alias guru yang ngaji tidak punya televisi, bahkan bangga mengaku tidak punya televisi. So, dengan demikian jika ada santrinya yang bertanya seputar permasalahan dan masalah yang muncul akibat dari tayangan televisi, guru ngajinya tidak bisa menjawab. Lalu, kemana mereka akan mencari jawaban!!!
Faktor ketiga adalah lingkungan. Jika lingkungan kondusif, tidak ada yang main-main dengan VMJ tersebut. Maka, akan mampu mencegah VMJ tersebut. Jikalau di dalam komunitas itu ada yang terserang VMJ dan sang murabi atau pemimpin komunitas tersebut tidak tegas. Maka, dengan cepat VMJ itu akan dianggap sebuah virus yang tidak dipermasalahkan oleh komunitasnya.
Tips
Gizolista, biar tidak pada adu otot! Siap sih yang sebenarnya memulai tebar pesona dan menjangkitnya VMJ dikalangan kalian. Gini aja! Kita kita tidak usah berantem tuk mencari siapa yang memulai. Tapi, bagaimana kita menghindarinya. Sepakat? Nah, ada beberapa kiat atau tips yang bisa Gizolista gunakan. Pertama adalah membuat komitmen dikalangan kaum adam dan hawa yang ada di komunitas dakwah tersebut. Dengan komitmen bahwa mereka berada di komunitas dakwah tersebut untuk berdakwah dan menyeru kebaikan. So, tidak ada kamus istilah tebar pesona. Kedua adalah sikap tegas dari sang murabi atau pemimpin komunitas dakwah tersebut. Jika kedepannya ada yang berulah tebar pesona, maka, harus segera diseterilisasikan. So, jika sudah ada yang melanggar komitmen diatas. Maka, komitmen yang sudah dibuat bisa digunakan senjata untuk bersikap tegas terhadap mereka yang melakukannya. Ketiga adalah jaga pandangan diantara kaum adam dan hawa. Keempat adalah tidak adanya iktilaf. Meskipun dalam Islam juga mengenal hubungan interaktif antara kaum adam dan hawa, tetapi ada koridor-koridor yang mesti ditaati, biar tidak terjerumus pada hal-hal yang negative.
Lah, kalau gitu jawabannya apa, dong? Loch, kok masih nekad nanya yang memulai. Semuanya punya peluang untuk memulai menebar pesona. Tidak bisa memberikan judgment kepada kaum adam maupun kaum hawa. Yang penting, `Lanjutkan` berbuat kebaikan or `Lebih cepat, lebih baik` meninggalkan keburukan. Oke?

*Dimuat di Majalah Gizone edisi 6
**Kerja Keras adalah Energi Kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar