Rabu, 01 Desember 2010

Bengawan Solo (sejarah yang tersembunyi)





















SAOS "Kaos Rasa Solo"
www.saos-solo.blogspot.com

Dahulu kala Sungai Bengawan Solo mengalir tenang dari hulunya di wilayah utara hingga bermuara di Pantai Sadeng yang kini berada di Kabupaten Gunung Kidul. Namun, empat juta tahun yang silam, sebuah proses geologi terjadi. Lempeng Australia menghujam ke bawah Pulau Jawa, menyebabkan dataran Pulau Jawa perlahan terangkat. Arus sungai akhirnya tak bisa melawan hingga akhirnya aliran pun berbalik ke utara. Jalur semula akhirnya tinggal jejak yang perlahan mengering karena tak ada lagi air yang mengalirinya. Wilayah ini menjadi kaya akan bukit-bukit kapur yang menurut beberapa penelitian, semula merupakan karang-karang yang berada di bawah permukaan laut.



Kini, bekas aliran sungai yang populer lewat lagu keroncong berjudul Bengawan Solo ciptaan Gesang itu menjadi objek wisata menarik. Tak ketinggalan Pantai Sadeng yang menjadi muaranya, selain menjadi objek wisata juga menjadi salah satu pelabuhan perikanan besar di Yogyakarta. Keduanya menjadi jejak geologi yang berharga. Beberapa waktu lalu, sempat diadakan paket wisata menyusuri jalur Bengawan Solo Purba hingga muaranya.



Dalam perjalanan menuju Pantai Sadeng, beberapa ratus meter jalur aliran Bengawan Solo Purba bisa dinikmati pemandangannya. Jalur aliran itu bisa dilihat setelah sampai di dekat plang biru bertuliskan "Girisubo - Ibukota Kecamatan". Berhenti sejenak di pinggir jalan menuju pantai atau berjalan perlahan adalah cara paling tepat untuk menikmati pemandangan bekas aliran ini, sekaligus memberi kesempatan mengabadikannya dengan kamera.



Tampak dua buah perbukitan kapur yang tinggi memanjang mengapit sebuah dataran rendah yang semula adalah jalur aliran. Dataran rendah yang kini menjadi lahan berladang palawija penduduk setempat itu berkelok indah, memanjang sejauh 7 kilometer ke arah utara, hingga wilayah Pracimantoro di Kabupaten Wonogiri. Kelokannya membuat mata tergoda untuk menyusurinya ke utara hingga ke tempat pembalikan aliran sungainya.



Jalur aliran juga bisa disusuri ke arah selatan hingga bekas muaranya di Pantai Sadeng. Menurut penuturan salah seorang nelayan, muara Bengawan Solo Purba berada di pantai sebelah timur, wilayah yang kini termasuk areal pelabuhan perikanan. Meski demikian, penyusuran ke selatan tak akan seindah ke utara, sebab jalan yang menuju ke Pantai Sadeng tidak searah dengan jalur aliran sungai terbesar di Jawa itu.



Bila telah sampai ke pantainya, maka pemandangan berbeda akan dijumpai. Wilayah pantai juga telah mengalami perubahan, seperti jalur aliran yang kini menjadi ladang-ladang penduduk. Pantai Sadeng kini menjadi pelabuhan perikanan di Yogyakarta yang paling maju, terbukti dengan kelengkapan sarana pendukungnya, seperti perahu motor yang berukuran lebih besar, terminal pengisian bahan bakar, rumah pondokan nelayan hingga tempat pelelangan ikan dan koperasi.



Proses Berbalik Arah Bengawan Solo Purba



Sebelumnya arah aliran sungai Bengawan Wonogiri Solo ini mengalir ke arah selatan. Sungai ini bermuara di Samodra Hindia Indonesia. Proses tentonik tentunya sejak dulu juga ada. Lempeng Ustrali di sebelah kanan (selatan) ini menabrak dan menghunjam ke bawah Pulau Jawa.



Karena adanya kerak Ustrali menghunjam kebawah tentunya bagian pinggir (bag selatan) Pulau Jawa ini akan terangkat terus menerus kan ? Sehingga lama kelamaan aliran air permukaan yg melalui sungai akan terganggu.



Sampai akhirnya ketika pengangkatannya sudah cukup tinggi, maka airpun tidk dapat mengalir ke arah selatan, dan “berbalik” ke utara. Saat ini kita hanya dapat mengamati adanya endapan-endapan sungai Bengawan Wonogiri Solo purba.



Pengangkatan ini masih terus beralngsung hingga saat ini. Pengangkatan ini terjadi bersamaan pula dengan proses terjadinya gempa.Karena proses pengangkatan ini perlahan, dan seperti kita tahu bahwa gelombang pantai selatan ini sangat besar maka dinding-dinding pantai selatan Jawa ini sangat curam. Hanya dibeberapa tempat saja yang menunjukkan topografi (kelerengan rupabumi) landai seperti di pantai selatan Jogja. Ketika bagian selatan Pulau Jawa ini sedikit terangkat, tentusaja gelombang laut juga akan menghantamnya. Dan akhirnya bentuk pantai selatan ini berupa dinding yg curam. (sumber: bengawansolo.net)


Sabtu, 16 Oktober 2010

Oleh-oleh Solo



Setelah memproklamirkan diri SAOS, para kisanak pasti bertanya, kemana SAOS, kok ndak kelihatan. Ngumpet, ya?

Eit, bukan ngumpet. Tapi kami terus-menerus olah kanuragan. Setelah proklamasi, kami disibukan dengan persiapan banyak hal terkait berdirinya SAOS. Kami ingin benar-benar menyuguhkan hidangan visual Solo dalam bentuk kaos.

Nah, SAOS sudah tahap pra final, design sudah ready (tapi belum kami publish, takut dibajak duluan). Dalam waktu dekat, kami akan segera produksi. Selanjutnya, kami akan segera membuka counter resmi kami.Mohon doanya, untuk tempat kami masih merahasiakan, karena team SAOS masih berdebat sengit untuk menentukan lokasi.

Sabar, ya kisanak!
SAOS “Kaos Rasa Solo”
Bakal jadi oleh-olehnya wong Solo…
www.saos-solo.blogspot.com
(gambar ilustrasi diolah dari wong Solo)

Jumat, 15 Oktober 2010

Upaya mencari tersangka pembuat badai perbukuan


Akhir-akhir ini dunia perbukuan diterjang badai. Ini adalah sebuah badai besar yang kesekian kalinya bagi para pelaku penerbitan. Sebuah PR besar yang harus dijawab, syukur-syukur bisa mencari tersangka pembuat badai industri kreatif buku. Bagaimana tidak, para pelaku industri ini pada mengeluh karena cash in mereka melompat jauh dari tebing nyaris ke dasar jurang, bahkan ada penerbit yang tumbang karena terjangan badai ini.

Namun aneh, ditengah badai ini, acara pelatihan baik kepenulisan offline maupun online merebak bak cendawan di musim dingin, belum lagi acara jumpa penulis dan bedah buku, hampir di tiap sekolah, sudut kota, di pojok kampung dan di tengah masjid digelar sebagai ritual perayaan lahirnya buku dan jumpa fans.

Mencari tersangka
Nah, siapa tersangkanya? Ini menjadi tugas kita bersama, selaku penulis, penerbit dan pemerintah tentunya (sebagai pembuat regulasi). Ada beberapa fenomena yang perlu kita perhatikan;

Pertama, masyarakat kita dihajar habis-habisan oleh pameran buku. Bayangkan, satu kota bisa dalam setahun 6-8 kali pameran. Tentu, masyarakat akan babak belur, kemudian malas melangkahkan kaki ke pameran. Kini, pameran bukan sebuah hal istimewa karena tiap bulan pasti ada sebuah pameran. Seharusnnya pameran buku dijaga ritmenya, biar tidak berlari dan saling bertuburkan. Inilah ulah para EO yang berebut kue dan dengan genitnya menawarkan ke penerbit. Namun, penerbit seperti tak kuasa dengan kegenitan para EO, mereka tergoda kemudian ikut semua pameran yang diadakan. Siapa yang akan menjadi korban? Sang EO atau Penerbit? Semuanya tentu akan mendapatkan imbasnya. Tinggal menanti titik puncak kejenuhan masyarakat. Waspadalah!

Kedua, era digital. Mau tidak mau harus diakui, ini juga harus dijadikan tersangka. Orang kini mulai melirik untuk memiliki ebook dari pada buku karena lebih praktis. Bahkan, saya mendapatkan pengakuan yang jujur dari salah satu penulis, mereka dalam mencari refernce tinggal Tanya mbah google. So? Sang penulis yang mau menjual tulisannya dalam bentuk buku saja kini lebih memanfaatkan internet dari pada cari reference dalam bentuk buku. Masak mau maksa orang beli buku sedangkan dia internet minded?

Belum lagi keunggulan internet, sepatu rusak, kulkas rusak, hingga cara merawat baju saja, tinggal klik, sudah bertebaran di dunia maya, gratis! Kenapa harus repot beli buku ke took buku dan harganya melambung karena kenaikan kertas.

Ketiga, faktor penerbit itu sendiri. Mereka pengekor suatu buku jika buku itu meledak dipasaran, jika ada yang berjudul ayat-ayat cinta misalnya, maka akan lahir ratusan judul yang mirip bahkan covernya nyaris tak bisa dibedakan. Harusnya selektif dengan naskah. Biar suguhan itu bervariatif bagi pembaca. Bayangkan saja, jika menu makan yang ada dihadapan kita sejenis, maka kita tidak akan berselera, tetapi jika menu itu banyak pilihan, tentu kita akan tergoda untuk segera mencicipinya.

Nah, seharunya penerbit punya team research yang handal sebelum membuat buku. Segala hal harus diperhitungkan. Jika ini dilakukan, maka bakal berdampak baik bagi penerbit dan pembaca.

Upaya menghadang badai
Lantas, apakah kita harus diam saja melihat badai ini? Sekitar satu-dua minggu yang lalu, saya ngobrol panjang dengan manajer penerbit Era Intermedia, Pak Adi. Mereka bermain di dua kaki, yang satu adalah menerbitkan buku idelis, sedangkan yang kedua adalah proyek. Jika buku idealis atau umum itu seret di pasar, maka mereka akan mendapatkan darah segar dari buku proyek. Sekarang pemerintah lagi getol menggelontorkan dana buku-buku pengayaan, sekali cetak untuk satu judul bisa 15 hingga 30 ribu. Banyak bukan? Nah, inilah fungsi subsisdi silang, buku idealis tetap harus berjalan, buku proyek juga kita garap.

Masih banyak penerbit yang ngotot hanya bertahan dengan buku umum atau idealisnya. Tak hanya itu, penerbit yang masih menerapkan majemen ortodok harus segera bisa berbenah diri. Lekas bangkit menghadang badai ini. Buat langkah konkrit mulai dari: membuat team atau divisi pemburu buku proyek, kuatakan team kreatif, uasahakan ada divisi research meskipun hanya kecil

Minggu, 03 Oktober 2010

Kenapa Pelangi itu Indah?


Setelah rinai hujan reda, ada keindahan yang ditunggu oleh jutaan pasang manusia di permukaan bumi ini. Namun sayang, keindahan itu tidak muncul pasti setiap hujan reda. Sebuah konfigurasi warna yang terlukis di atas langit. Warna itu terdiri dari merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu.

Hidup itu Penuh Warna?
Hidup ini tentu tidak hanya hitam saja, atau hitam dan putih saja, banyak warna yang bertebaran di sekitar kita, warna kulit penghuni bumi ini juga berbeda-beda, ada yang putih, hitam dan coklat. Itu hanya dari warna kulit saja, belum lagi tentang suku, ratusan suku tinggal di bumi ini juga. Mereka punya budaya dan cara hidup yang berbeda-beda, satu dengan yang lain tidak bisa kita samakan. Jika salah satu suku di dunia ini adalah makanan pokoknya jagung, maka kita tidak bisa memaksakan mereka untuk beralih makan nasi sebagai makanan pokoknya. Atau jika rumah mereka terbuat dari rumbai-rumbai, kita menganggap bahwa rumah yang atapnya terbuat dari rumbai itu jelek.

Ukuran bagus dan jelek tidak bisa kita samakan, apakah rumah panggung lebih bagus dengan rumah rumbai-rumbai atau tembok? Jika terjadi gempa di daerah yang rumahnya terbuat dari rumbai-rumbai, maka korbannya akan sedikit. Tetapi jika terjadi banjir di rumah yang terbuat dari tembok, maka akan mengurangi korabn yang jatuh. Jadi, ukuran bagus dan jelek tergantung dari sudut pandang kita melihatnya.

Masih ingat dengan cerita si buta yang diminta mendefinisikan gajah. Si buta yang pertama akan mengatakan panjang karena yang ia pegang adalah belalainya. Si buta yang kedua memegang badanya, maka ia akan mengatakan bahwa gajah itu lebar.

Kenapa Pelangi itu Indah?
Sebuah pertanyaan yang layak kita urai di tengah keberagaman suku, budaya dan agama di negeri sejuta warna ini. Kenapa pelangi itu disebut indah? Coba bayangkan, jika yang terlukis di atas langit itu hanya warna biru saja, atau kuning saja. Apakah jadi indah? Atau bayangkan saja, jika di dunia ini hanya ada dua warna, hitam dan putih. Bila kita sempitkan lagi, warna di dunia ini hanya tunggal alias satu, hitam.
Pelangi itu indah karena mereka berbeda warna yang terdiri dari merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu. Mereka tidak sama warnanya. Jika mereka sama, maka tidak akan menjadi indah, mereka saling melengkapi satu dengan yang lain, sehingga menjadi konfigurasi warna yang begitu indah di atas langit. Begitu juga dengan manusia seharusnya menyadari bahwa mereka mempunyai perbedaan satu dengan yang lainnya. Bukan menjadi sebuah masalah untuk hidup berdampingan satu dengan yang lain.

Tetapi, yang menjadikan itu semua bermasalah adalah menyeragamkan kehidupan ini, semua harus sama, semua harus putih atau hitam atau merah. Justru itu yang akan membenturkan harmoni kehidupan ini. Jangan menyatukan semua agama, ras, dan suku dengan dalih pluralisme karena sejatinya mereka berbeda. Biarkan mereka berkata “Bagiku agamaku, bagimu agamamu”.

Biarlah yang biru dengan kebiruannya, biarlah yang hijau dengan kehijaunnya, karena akan terbentuk sebuah warna yang indah. Seperti sebuah pelangi. Indah bukan?
Pelangi pelangi
Alangkah indahmu,
Merah kuning hijau
di langit yang biru,
Pelukismu agung
Siapa gerangan,
Pelangi pelangi
Ciptaan Tuhan….



*Aries Adenata

Selasa, 28 September 2010

New Release, Logo Baru Notonegoro


Untuk semakin memantapkan langkah di dunia industri fashion di tanah air, khususnya batik. Notonegoro merelease logo baru yang lebih mengangkat nilai lokalitas, dengan semangat mendunia.

Sebuah logo dengan bingkai Kayon, dalam pewayangan, kayon disimbolkan sebuah kehidupan. Notonegoro berharap, batik akan bisa memberi warna dalam kehidupan ini, tentu warna yang dimaksud adalah fashion dengan nilai lokalitas namun diterima oleh komunitas dunia.

Background logo yang seakan tampak pohon yang tumbuh-kembang, Notonegoro berharap, dari usaha yang kecil dan lokal menjadi usaha yang mendunia. Tentu, tak lupa nama Notonegoro menempel di tengah kayon, untuk mengukuhkan nama Notonegoro.

Mohon doa tuk semuanya, semoga Notonegoro semakin berkembang pesat. Amin.

Jangan lupa berkunjung di Griya Batik Notonegoro
Sadakan Lor Rt01/03, Gumpang, Kartasura, Sukoharjo
(Barat PT Tyfountex, keselatan, lapangan sepakbola Gumpang, belok kanan, terus kurang lebih 500 meter, kiri/selatan jalan)

Atau di www.griyabatiknotonegoro.blogspot.com

Minggu, 26 September 2010

SAOS Bangun Rumah


Setelah proklamasi yang diselenggarakan dengan cara seksama, team SAOS sekarang lagi gencar-gencarnya membangun sebuah rumah. Mulai menyiapkan bahan bangunannya hingga mengecatnya dengan warna pelangi. Wuis…keren, kan! Yupz…rumah itu berada di dunia maya. Kalau mau melihatnya, silahkan langsung meluncur ke TKP di

www.saos-solo.blogspot.com
(silahkan klik)

Kenapa kami membangun rumah di dunia maya dulu? Wes…yang jelas lewat dunia maya khalayak umum dari pojok Indonesia sampai pojok dunia dapat mengakses kami dengan cepat. Inilah adalah salah satu daya upaya kami untuk mengenalkan branding kami dengan secepat kilat. Sebuah upaya yang tentunya membutuhkan kritalisasi keringat.

Tak hanya menyiapkan rumah semata, tentunya kami juga harus memberikan hidangan yang bakal membuat para pengunjung mau mampir dan duduk sejenak di rumah kami. Hidangan itu sedang dikerjakan oleh para juru masak kami, mulai dari menacari bahan, meracik, kemudian memasaknya secara masal, hidangan itu bakal nano-nano, ada kaos putih, kaos hitam, kaos hijau, kaos orange, kaos biru. Pokoknya kaos itu bakal berasa “Kaos Rasa Solo”

Tunggu hidangan kami bung!
Sabar ya! Orang sabar bakal dikasihani oleh Allah, lho.

Kamis, 23 September 2010

Proklamasi SAOS


Kami dengan ini menjatakan berdirinya label kreatif SAOS (Solo Punya Kaos) dengan slogan “Kaos Rasa Solo”.

Hal-hal jang mengenai produksi, pemasaran, penjualan, showroom d.l.l.,
diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Solo, hari 22 boelan 9 tahoen 2010
Atas nama manajemen SAOS.
Aries Adenata

Selasa, 21 September 2010

Jangan dibaca!



Kenal dengan orang-orang yang di foto ini, kan?
Barack Obama, Michael Jordan, Andre Agasi, Clark Kent, Bruce Wayne, Aries Adenata?

Nah, orang yang paling pojok kanan, bakal bikin heboh dalam tempo sesingkat-singkatnya, bahkan mengguncang dunia persilatan. Eits…serius 200%, neh! Sekarang baru tahap olah kanuragan di padepokan yang nyempil di negeri entah berantah.

Penasaran, kan?
Tunggu tanggal mainnya. Don`t permisi bo`!

Rabu, 08 September 2010

Selamat Hari Raya Idul Fitri


Tak terasa ujung ramadhan sudah di hadapan mata kita, ada rasa sedih yang mendera hati ini. Semoga amal yang kita ukir selama ramadhan diterima oleh Allah SWT.

Tentu, ramadhan tak hanya tinggal lalu saja, ramadhan juga sebagai ajang mengisi amunisi kita, kemudian kita lepaskan perlahan-lahan selama sebelas bulan yang akan datang sebelum ramadhan datang lagi dan kita mengisi amunisi lagi.

Ramadhan telah mendidik kita bagaimana bersabar, disiplin, mudah mengulurkan tangan, bersedekah, menahan diri dan sebagainya. Itulah sejatinya yang harus ita eja wantahkan sebelas bulan kedepan.

Saya yakin, kita bisa melakukan itu semua, karena ramadhan berulang tiap tahunnya, tinggal kita diberi kesempatn lagi atau tidak untuk merasakan kelezatan bulan penuh berkah tersebut.

Tentu tak elok jika di hari yang fitri ini kami tak berucap maaf. Untuk itu, selamat hari raya Idul Fitri mohon maaf lahir dan batin. Amin…

Jumat, 03 September 2010

Menebar Virus


Tubuh dan raga ini terasa berbeda di bulan Ramadhan kali ini, ada energi yang digerakan luar biasa untuk menebar virus. Ya, ada beberapa tempat sekolah yang menjadi target penebaran virus tahun ini. Beberapa sekolah tersebut adalah SMK 6 Solo, SMK 7 Solo, SMK Wikarya Karangayar, SMA Batik Solo.

Beberapa hari ini aku harus ektra betul, bagaimana tidak, aku harus menjangkitkan virus itu kepada 300 sampai 500 anak sekali datang. Di sebuah momen yang mereka namakan Pesantren Kilat. Ah, sebuah kerja yang membuat akau begitu bahagia. Menebarkan virus kepada anak-anak bangsa ini yang masih muda belia.

Aku saja sempat iri kepada mereka, kenapa masa mudaku tidak dijangkitkan virus itu. Kenapa? Waktu sudah bergulir, tak ada yang harus disesali. Kini, giliranku untuk menebarkan virus tersebut. Biarkan generasi muda Indonesia terjangkit virus itu, kemudian menggelepar hebat, bahkan sampai sakau. Biarkan bangsa ini betul-betul kena wabah, yang akan membawa sebuah peradaban baru. Ya, virus cinta menulis dan optimisme menggapai mimpi.

Sabtu, 28 Agustus 2010

Pendaftaran FLP Solo Raya Online (silahkan klik judul ini untuk mengisi formulir pendaftaran)


Forum Lingkar Pena dan Gerakan Sastra Motivasi

“Forum Lingkar Pena sangat fenomenal. FLP adalah hadiah Tuhan untuk Indonesia” (Taufiq Ismail).
Ungkapan Taufiq Ismail kami rasa tidak berlebihan. Dibandingkan dengan Negara-negara di Asia Tenggara lainnya, jumlah penulis di Indonesia-sebagaimana jumlah pertumbuhan penduduknya-sangat besar. Pada dekade terakhir Indonesia diramaikan oleh munculnya penulis-penulis muda berusia di bawah 30 tahun serta maraknya pertumbuhan kantong-kantong sastra di kota-kota di Indonesia.

Salah satu yang dianggap fenomenal adalah munculnya Forum Lingkar Pena (FLP), tahun 1997. Dalam waktu yang relatif singkat, organisasi yang memiliki cabang di hampir 30 propinsi dan di mancanegara ini telah beranggotakan lebih dari 5000 orang, hampir 70% anggotanya adalah perempuan. Dari jumlah ini, 500 di antaranya menulis secara aktif di berbagai media masa. Mereka berusaha membina 4500 anggota FLP lainnya untuk menjadi penulis pula! Selama dua belas tahun sejak berdiri, organisasi penulis ini telah menerbitkan lebih dari 500 buku yang sebagian besar terdiri dari karya sastra serius, fiksi remaja, dan cerita anak. Tidak ada lembaga yang mensponsori FLP. Kemandirian ini memungkinkan menulis sesuai kata hati. Koran Tempo, salah satu media paling berwibawa di Indonesia, menyebut FLP sebagi sebuah “Pabrik Penulis Cerita!”

Suatu hal yang menggembirakan, dari ratusan buku berlogo FLP yang diterbitkan oleh puluhan penerbit mitra, ternyata rata-rata berisi cerita-cerita yang memotivasi. Jadi, dengan jaringan yang luas, anggota yang banyak, serta produktivitas yang tinggi, tak berlebihan jika FLP memiliki kesempatan emas untuk memperbaiki negeri ini, lewat gerakan sastra motivasi.


Penfataran Anggota Baru

Untuk menyemai bibit para penulis muda, maka FLP Solo Raya membuka pendaftaran Anggota angakatan ke 6. Insya Allah bakal digelar di bulan oktober 2010. Untuk pendaftaran bisa dilakukan secara online via sms. Ketik: Daftar FLP_Nama_Alamat_TTL. Kirim ke: 08172831102. Jangan lupa klik judul di atas untuk mengisi formulir pendaftaran! Kami tunggu, ya!

NB: Informasi biaya dan tempat pelatihan menyusul

Rabu, 25 Agustus 2010

Tolong, aku terjebak di Australia!


Maaf, jika kau mengira aku betul-betul terjebak di negeri kangguru tersebut. Sekali lagi maaf. Tulisan ini hanya mau membagi rasa keheranan saja. Beberapa minggu yang lalu, aku iseng menulis kata “Candikala Aries Adenata” di search engine yang paling popular, yakni di mbah google.

Ha…! Novel yang saya tulis 3-4 tahun yang lalu terjebak salah satu sudut ruang koleksi National Library of Australia. Novel itu berjudul “Candikala”. Sebuah novel yang mengangkat mitos bunuh diri di Gunung Kidul. Sebuah mitos yang mereka namakan pulung gantung. Jika terjadi pulung gantung. Maka, warga(yang tua) rame-rame memukul kentongan mengelilingi kampong. Sedangkan anak-anak memainkan pecut alias cemeti.

Sebuah mitos yang di luar nalar dan akal sehat. Bayangkan! Angka bunuh diri di Gunung Kidul sekitar 20-30 pertahun. Sebuah angka tertinggi bunuh diri di Indonesia. Angka yang sangat fantastic bukan? Banyak faktor yang melatar belakangi kenapa mereka bunuh diri. Diantaranya adalah kemiskinan, penyakit, kondisi alam, dsb.

Sebuah tugas berat bagi negara dan para tokohnya untuk menyadarkan, bahwa mitos itu tidak benar. Bunuh diri adalah dosa besar dan tak terampuni!

Aku berharap, buku itu tidak terjebak secara fisik. Namun, ia dapat berjalan ke seantero dunia untuk mengabarkan duka di Gunung Kidul dan memberi pencerahan bagi mereka. Bukan kah begitu bung?

Kamis, 19 Agustus 2010

Welcome to My Webblog


After two days, using widget visitor statistic based on the country in my blog. I really surprise, the visitor coming from Malaysia, Australia, United State, Norway, Australia, it’s also from my Country, Indonesia.

Today’s, I’m still surprise, what they see in my blog, it’s just my own writing. But, I want said Welcome to my webblog and thanks for visiting.

I hope, you are not disappointed for visiting. The aim of this blog is to raising the spirit of Indonesia. In this site, you may get article about Indonesia, literature essay, short story, poem, and etc. I hope, one day, this blog/site will be bilingual language (Indonesia and English). So, Indonesia people and all people around the world can read about Indonesia social, politic, especially culture and art.

So, one against. Welcome to my webblog friends!

Rabu, 18 Agustus 2010

Musuh Ibu*


Entah sejak kapan ibu mendeklarasikan bermusuhan dengannya. Setahu saya, ibu selalu mengambil benda apapun yang ada didekatnya untuk mengeksekusinya. Ibu tak peduli dimana dan siapa yang melihatnya, Ibu pasti akan mengeksekusinya! Meskipun, itu terjadi dihadapan mataku dan adik-adikku. Lebih mengherankan lagi, ibu selalu membuang barang apapun yang sudah terjamah olehnya.
Pernah suatu hari, barang yang baru saja dibeli oleh ayah, yaitu rantang makanan yang terbuat dari stainless, dikasihkan kepada orang begitu saja karena telah dijamahnya. Kejadian lainnya lagi, baju kesayangan ayah, dibuang ibu ketempat sampah begitu saja, juga karena telah dijamahnya. Piring makan yang ada di rumah kami kian hari kian habis, tak lain tak bukan juga karena dibuang ibu karena sudah dijamah olehnya. Begitulah ibu, ia begitu anti dengan benda apapun yang telah dijamah oleh musuhnya itu. Jangan harap, ibu sudi menerima, apalagi menyentuh benda yang telah dijamah oleh musuh bebuyutannya. Aku tak habis pikir, kenapa ibu bisa sampai sebegitunya!
Entah sejak kapan, ibu mendeklarasikan bermusuhan dengannya. Setahu saya, ibu selalu mengambil benda apapun yang ada didekatnya untuk mengeksekusinya. Ibu tak peduli dimana dan siapa yang melihatnya, ibu pasti akan mengeksekusinya! Terkadang, kami juga dilatih untuk menjadi algojo untuk mengeksekusi musuhnya. Tak pelak, jika musuh ibu datang, seisi rumah seolah menjadi pasukan cadangan yang siap setiap saat jika ibu kewalahan menghadapi musuhnya.
“Pastikan ada benda di dekat kalian, jika ia datang tiba-tiba ke dalam rumah kita!” Pesan Ibu ketika kami baru nonton bareng berita kriminal di salah satu chanel stasiun televisi.
“Baik Bu!” Jawab adik laki-lakiku sambil tangannya mencari-cari benda yang dapat ia jumpai di dekatnya.
“Kenapa kamu diam saja!” Ucap Ibu melihat adik perempuanku yang diam tak bergerak mengambil suatu benda apapun untuk dijadikan senjata.
“Iya Bu, sebentar lagi. Setelah selesai memakai bedak ” Jawab adikku yang asyik memakai bedak sambil nonton tv.
“Lho, kamu tidak memegang benda apapun?!” Teriak Ibu kepadaku.
“Bentar lagi Bu! Nanggung, banyak tugas kampus yang harus saya selesaikan” Jawabku. Aku berusaha menyelesaikan tugasku sambil nonton televisi.
“Terserah kalian semua, yang penting, jika ia datang, kalian sudah siap untuk menyerbunya!” Ucap ibu yang memaksa kami untuk menjadi pasukan yang berada di bawah komandonya.
Acara kriminal ditelevisi yang kami tonton bareng-bareng itu terus saja menyiarkan tayangan-tayangan bagaimana para penjahat menghabisi nyawa para korbannya, ada yang membunuh dengan cara diracun, ditikam dari belakang, dikeroyok rame-rame, kepalanya dipenggal dan dibuang ketengah sungai, perempuan diperkosa dulu kemudian tubuhnya dicabik-cabik dan setelah itu mayatnya di buang di got, urat tangan diputus hingga darah sang korban mengucur deras sampai mati kehabisan darah. Seakan tayangan yang kami tonton itu adalah sebuah pendidikan yang diberikan kepada kami untuk menghabisi musuh ibu yang harus dihadapi setiap saat. Hingga tayangan kriminal itu selesai, musuh ibu tak kunjung datang. Aku terasa lega hari itu, karena aku mengira tidak akan ada adegan eksekusi. Tapi ternyata, perkiraan saya salah. Setelah acara itu selesai kami melangkah pergi menuju ke kamar kami masing-masing. Tapi baru beberapa langkah kami mendengar…
“Aaaaaaaaaa………….” Suara ibu menjerit dengan keras. Seketika itu juga Ibu mengambil sandal jepit, kemudian dengan sekonyong-konyong melemparkannya kearah musuhnya, tak puas hanya dengan sandal jepit, ibu melemparkan sepatu yang berada di dekatnya, ibu makin bernafsu menghabisi musuhnya, ia mengambil sapu dan kemudian memukulinya dengan membabi buta hingga ia tak bernyawa lagi. Ibu belum puas juga dengan kematiannya, ia kemudian mengambil pisau dapur dan memincang-mincang tubuhnya. Setelah adegan eksekusi itu usai, ibu menyuruhku membuangnya di got depan rumah.
“Jangan sampai ada orang yang tahu kalau kau membuangya di got!” Perintah Ibu.
“Baik Bu” Jawabku dengan penuh keengganan.
Selesai sudah satu adegan eksekusi yang ditampilkan ibu di depan mataku dan adiki-adikku. Aku berharap, ibu bisa berhenti menampilkan adegan-adegan eksekusi di depan mataku dan adik-adikku, tapi entah kapan harapan itu akan terwujud.
@@@
Udara cerah menghiasi suasana pagi hari ini. Mentari bersinar dengan hangatnya. Kami sekeluarga tak mau melewatkan hari yang baik ini. Hari ini kami berencana akan pergi kerumah kakek dan nenek. Aku berharap, hari ini tidak ada adegan eksekusi lagi di depan mataku, apalagi di rumah kakek dan nenek.
Dalam perjalanan menuju rumah kakek dan nenek, ibu asyik bercerita tentang masa kecilnya, ada sepercik kebahagian yang terpancar dari wajah ibu ketika mengisahkan masa lalunya. Tak mau ketinggalan, ayah juga menceritakan sepenggal kisah masa lalunya ketika di desa. Maklum, Ayah juga satu kampung dengan ibu. Aku dan adik-adikku begitu senang bila ayah dan ibu sedang menceritakan masa lalunya.
“Kenapa ibu mau dengan ayah?” Tanya usil adikku.
“Ya…pokoknya suka!” Jawab ibu yang menyembunyikan alasan sesungguhnya.
“Ya…karena ayah paling ganteng satu kampung!” Sahut Ayah dengan begitu percaya diri.
Huuu….. sorak kami semua. Sorakan kami menambah hangat suasana, ketika kami bersorak, aku sempat melirik wajah ibu, ia hanya tersenyum simpul mendengar ayah memuji dirinya sendiri. Tak terasa, kami sudah dekat dengan rumah kakek dan nenek.
Neneeeeek…teriak adikku ketika baru saja turun dari mobil. Nenek langsung saja menghampiri adikku dan langsung memeluknya. Tak mau ketinggalan kakek juga ikut menyambut kedatangan kami dengan kehangatan.
“Mau berapa hari tinggal disini cucu-cucuku?”
“Sepuasnya Kek!” Jawab adikku.
“Hus…ngawur! Kamu disini kan hanya selama liburan, kalau sudah masuk, ya kembali kerumah!” Sahut ayah yang mendengar ucapan adikku.
“Tapi Yah…?”
“Nggak ada tapi-tapian. Pokoknya kita pulang kalau liburannya sudah habis. Nanti Ayah akan menjemput kalian!”
Kami semua melangkah masuk ke dalam rumah yang begitu bersih dan bersahaja. Ada guratan-guratan masa lalu yang masih tersisa di dalam rumah ini. Ayah dan Ibu akan menginap satu malam disini, keesokan harinya mereka akan kembali kerumah untuk bekerja dan beberapa hari kemudian mereka akan menjeput kami setelah masa liburan kami habis.
Malam ini, kami akan makan malam bersama dengan hidangan istimewa yang dibuat oleh Nenek kami. Saya tak mau melewatkan momen yang baik ini, saya akan mengorek keterangan dari nenek, kenapa ibu bisa bermusuhan dengannya, apakah ada alasan tertentu sehingga membuat ibu betul-betul tidak suka dengannya, atau ada penyebab lain yang tidak diketahui nenek dan kakek!
Makan malampun tiba. Aku duduk di diantara nenek dan kakek, agar aku leluasa berbicara dengannya. Sedangkan adik-adikku duduk berdekatan dengan ayah dan ibu.
“Nek, tolong ceritakan masa kecil ibu, ya!” Rajukku untuk memulai rencanaku.
“Kenapa kamu ingin tahu?”
“Ya…biar tahu masa kecil Ibu, apakah sama dengan masa kecil kami Nek!”
“Ibumu itu waktu kecil mbandel banget dan dia suka ngumpet di kolong tempat tidur jika dimarahi” Ungkap Nenek. Ibu hanya diam mendengar cerita yang disampaikan oleh nenek.
“Apa kesukaan ibu waktu kecil Nek?” Sahut adik perempuanku.
“Lha…! Ini kesukaan Ibumu yang ndak saya sukai. Apa hayoo?”
“Suka main kemana-mana Nek!” Jawab adik perempuanku.
“Bukan!” Jawab Nenek.
“Suka makan jajanan Nek!” Sahut adik laki-lakiku.
“Bukan itu juga”
“Lalu apa Nek?” Desak adik perempuanku.
“Dia suka manjat pohon!”
Haaa… aku dan adik-adikku terkejut mendengar jawaban Nenek. Saya tak mengira kalau Ibu waktu kecil seperti itu. Setahu kami Ibu adalah seorang yang feminim, seorang yang penuh kasih sayang dan lembut.
“Kok seperti anak cowok!” Sahut adik perempuanku.
Ibu lagi-lagi hanya diam. Ia tidak berkomentar dengan jawaban adik ku.
“Nek, apa Ibu waktu kecil punya pengalaman buruk?” Tanyaku dengan sedikit kuperhalus. Pertanyaan yang menjurus kearah mencari keterangan tentang penyebab kenapa ibu bisa bermusuhan dengannya.
“Apa ya…!” Nenek mencoba mengingat peristiwa tempo dulu.
Belum sempat Nenek menjawab pertanyaanku. Tiba-tiba musuh ibu datang. Ia langsung menjamah piring yang ada di depan kami. Dengan sigap ibu langsung menyerang musuhnya. Piring itu pecah, namun musuh ibu dapat menghindar. Setelah itu musuh ibu menjamah gelas, dengan gesit ibu menyerangnya kembali. Namun, lagi-lagi musuhnya dapat menghindar. Kini musuh itu menjamah baju ayah. Ibu terdiam sebentar, menata serangan yang akan dilancarkan. Ibu tampak ragu-ragu. Sebelum ibu sempat melancarkan serangan, musuh ibu itu sudah berada di muka ayah. Ibu Menahan serangannya, ia kelihatan berpikir ulang. Kecoa itu diam tak bergerak di wajah ayah seolah menunggu dan menantang ibu, apa yang akan dilakukan ibu dengan wajah ayah?!

* Tuk wanita yang paling agung dalam hidupku;
Ibu, terimakasih kau selalu memompakan semangat untukku tanpa kenal letih…

Minggu, 08 Agustus 2010

Benarkah Mereka Murtad dari FLP?


Beragam komentar bersembulan ketika saya menulis refleksi kecil tentang sinetron KCB yang dikaitkan dengan FLP. Ada yang jengah, juga ada yang simpatik. Maklum, FLP adalah sebuah organisasi yang TAMBUN –maaf, menggunakan istilah tambun, karena laju besarnya tak berimbang - . Jika, ada yang bersuara lantang tentang FLP, ribuan pasang anak mata dari berbagai penjuru bumi Indonesia akan menyergap, tak hanya itu, mereka juga akan memuntahkan kata untuk menghadang diskursus tersebut(mungkin karena kecintaan terhadap FLP).

Saya akan mencoba menggeser diskursus KCB dengan wajah FLP kedepan. Ya, saya mencuplikan dua tanggapan terkait tulisan saya yang lalu (Sinetron KCB, sebuah refleksi FLP yang tak mau beranjak dewasa)

Mmm… ada perang batin juga mungkin bagi para penulis FLP. Saya pernah bilang ke adik-adik: berani gak bikin Da Vinci Code versi dunia Islam, dimana sekte-sekte berbasis Hassan Sabbah bisa jadi sangat kuat atau ada pesantren-pesantren yang memang sistem feodal...nya demikian ekstrim? iiiii..tattuuuut. Saya nulis Existere saja banyak yg mengkritik lho. Tapi memang harus ada yang berani untuk menulis sesuatu yang lain. Bahwa da'wah yg universal ini pada akhirnya akan merambah hingga ujung-ujung dunia : para teroris, pelacur, pedofil, sipir penjara, mucikari. Semoga para penulis muslim bisa terus istiqomah ya... (Sinta Yudisia-facebook)

Saya termasuk anggota pasif FLP yang kadang nyinyir juga terhadap buku-buku karya FLP. Tapi, ketika orang luar yang berkomentar, ada juga syaraf yang meradang. Bagaimanapun "ibu" saya FLP. Meski agak lucu. Oleh oknum aktivis FLP, karya saya kadang dinilai sudah tidak "FLP" lagi. Malah ada yang bilang tak layak terbit. Mungkin karena ke "FLP" an nya telah ilang. Atau saya tidak cukup "FLP". Maklum pesantren tak pernah, liqo 3 kali DO. Tapi, belakangan saya berpikir lain. Agak lain. Melihat reaksi beragam terhadap sinetron KCB, saya menjadi bependapat, setiap seniman pena bolehlah memainkan perannya masing-masing. FLP tak perlu seragam. (Tasaro-dalam milis FLP)

Benarkah Mereka Murtad?

Dari kedua tanggapan diatas -meskipun banyak yang memberikan tanggapan terhadap tulisan yang sebelumnya-, ada dua dimensi yang patut kita perbincangkan. Dimensi yang pertama adalah ada pergeseran kultur di dalam FLP. Mereka mencoba untuk mengksplorasi jagad tulisan ini. Mereka mencoba mendobrak tradisi yang selama ini sudah melekat turun menurun dari nenek moyangnya -walaupun tidak semuanya sama-. Melintas sekat pemahaman bahwa penulis FLP adalah penulis taubat. Bayangkan, ada penulis FLP yang mengangkat kisah pelacur, menulur gang Doly, mendedahnya, kemudian menyuguhkan dalam sebuah novel. Mereka seperti ingin mengatakan bahwa Islam tidak hanya bicara soal sholat dan puasa. Islam juga bicara korupsi, penindasan, perlawanan, pelacuran, wc, pelecehan, gender, negara, politik, pemerintahan dsb. Islam itu universal (syamil)

Dimensi yang kedua adalah gejolak dari internal yang begitu dahsyat. Bayangkan! Sudah menjadi darah daging bagi para penulis FLP menggoreskan tinta tentang pertaubatan. Ada anggota FLP menulis yang berbeda, tidak hanya hitam dan putih, namun melukiskan warna lain, bahkan radak abu-abu. Apa yang mereka dapat? Reaksi keras, bahkan dihujat, MURTAD! Sebuah pergolakan yang cukup keras memang, tapi inilah dinamika yang mendewasakan bagi FLP. Saya yakin, sudah ada yang berubah dari FLP, setelah membaca tanggapan dari Deny Prabowo. Ya, karya anak FLP sudah masuk ke celah-celah yang selama ini dianggap sebuah tembok yang sulit ditembus.

Inilah wajah FLP kedepan, karya mereka harus melintas sekat, batas, budaya, bahkan agama, karena FLP sejatinya terbuka untuk semua suku dan agama. FLP.

Tapi, yang menjadi PR besar adalah, ketika ada pioner perubahan itu muncul. Bagaimana dengan anggota yang lain, yang masih menganggap gaya FLP tempo dulu adalah sesuatu yang sakral? SALAH, jika kita mengajak mereka semua berubah kelamin baru, sama saja kita akan menyeragamkan kelamin FLP lagi. Tetapi, bagaimana FLP punya aneka wajah yang berbeda, dan tidak saling meghujat satu yang lain, menganggap satu sohih, sedangkan yag lain tidak sohih untuk dinyatakan sebagai karya FLP.


Dan, saya yakin juga ada banyak anak FLP yang berwarna diluar sana. Namun, belum terekspos baik oleh kita. Karena jarang ada tradisi kritik sastra di dalam FLP.

Memulai Tradisi Kritik Sastra

Itulah sebenarnya tugas kita. Bagaimana memulai tradisi kritik karya atau sastra dari dalam. Dengan kritik karya/sastra, akan muncul pebincangan dan terekspos sebuah karya anak FLP, dengan diperbincangkan akan membuka mata orang untuk melongok isi karya tersebut, dengan dilongok, akan ada penilain baik dan buruk dari pembaca lainnya. Kritik sastra tidak hanya sekedar menilai baik dan buruk, ia juga mengemban tugas untuk menyeberluaskan sebuah karya yang ada. Indah bukan? Jika FLP memulai tradisi kritik sastra/karya dari dalam?

Inilah seharusnya wajah FLP kedepan, akan banyak kritik karya yang dialamatkan terhadap karya FLP baik dari para kritikus karya internal maupun kritikus karya dari akademisi dan luar lingkaran FLP.



Melawan Jebakan Politik Sastra dan Kanonisasi Sastra

Setelah bisa muncul dengan aneka wajah dan rupa –sudah tidak ada konflik internal tentang madzabnya-, FLP harus siap bertanding di jagad sastra Indonesia dengan karya dan politik sastra. Kalau dengan karya, ya, saya yakin akan banyak bermunculan yang berwarna. Lalu, bagaimana dengan politik sastra? FLP harus melek dengan masalah ini, diluar sana, genderang perang terhadap dominasi standart nilai sastra sudah ditabuh bertalu-talu, salah satunya oleh Saut Sitomurang yang gemar berteriak-teriak. Ada titik kecil pembelaan terhadap karya anak FLP yang keluar dari Saut Sitomurang.

“Makanya tidak dianggap “artistik” atau “bermutu” atau “dahsyat” karya sastra para perempuan muda lain, yang mungkin bahkan jauh lebih “cantik” dan muda dibanding kaum Sastrawangi tersebut, yang menolak untuk buka-bukaan dalam fiksi mereka, dengan pakaian mereka, yang memilih untuk menulis tentang kehidupan Islami misalnya. Pernahkah kita membaca ada “kritikus” sastra membahas fiksi para pengarang perempuan Forum Lingkar Pena yang berjilbab itu? Begitu jelekkah fiksi mereka? Kenapa jelek? Apa ukuran yang dipakai untuk menjelekkannya? Fiksi para perempuan muda Forum Lingkar Pena diukur dengan standar buka-bukaan Ayu Utami dan Djenar Maesa Ayu tentu saja jelek amat hasil karya kelompok Forum Lingkar Pena itu. Tapi bagaimana kalau sebaliknya? Bagaimana kalau standar “estetika” Forum Lingkar Pena yang jadi kriteria penilaian prosa Ayu dan Djenar dkk? Apakah lucu membayangkan Ayu Utami dan Djenar memakai jilbab? Kok bisa lucu? Apa yang menyebabkan timbulnya rasa lucu yang lebih bersifat mengejek jilbab itu? Apakah jilbab bukan simbol “perempuan” dibanding bunga Kantong Semar yang bernama laki-laki itu atau Rafflesia yang bau itu?” (Saut Sitomurang - Makalah untuk Kongres Cerpen Indonesia V Banjarmasin, 26-28 Oktober 2007)

Ini sebuah peluang baik yang sebenarnya harus ditangkap oleh FLP. Sudah ada orang luar yang melirik dan membela madzab FLP. Tapi? Apakah ada niat untuk mengarah kesana?


23.10, 8 Agustus 2010
Aries Adenata, S. S
Ketua FLP Solo Raya
(www.ariesadenata.blogspot.com)

Sinetron KCB, Sebuah Refleksi FLP yang Tak Mau Beranjak Dewasa (bagian satu)


Syukur tak terkira di bulan Ramadhan ini ada sebuah sinetron yang otak ceritanya adalah pegiat FLP.

Tapi? Kenapa harus tapi? Ya, karya-karya FLP selama ini dikenal dengan dakwah verbal, dimana simbol-simbol Islam begitu kental di dalamnya. Misalnya teriakan takbir, masjid, ukhti dsb. Celakanya lagi, hamper seragam cerita yang diangkatnya. Yakni, orang yang nakal kemudian menjadi baik, atau paling-paling akhirnya sang tokoh taubat. Seakan dunia ini hanya ada hitam dan putih.

Kini, karya itu disuguhkan dalam bentuk layar kaca. Apakah dengan gaya FLP selama ini? Jika ya! Maka genaplah sudah, bahwa olok-olokan kawan kita dari komunitas sastra lain betul-betul sohih. FLP adalah penulis kisah seragam dan taubat.

Sekilas saja, paling saya hanya mampu melihat sinetron itu tidak lebih dari 5 menit, karena saya mau muntah jika melihat sinetron Indonesia yang hanya memiliki adegan wajib dan seragam; nangis, racun/bunuh diri, menyiksa, selingkuh. Bahkan, menjual mimpi.

Sempat, saya menyaksikan sinetron KCB, mungkin hanya 5-10 menit, sebuah cerita lanjutan dari naskah novel KCB karya Kang Abik. Lagi-lagi, sebuah cerita tentang anak badung yang dimasukan pondok oleh kedua orang tuanya agar anak tersebut taubat dan menjadi baik. Lalu, yang menjadi pertanyaan. Apakah endingnya sang anak akan betul-betul taubat Mas Sakti? Dan, akan bertabur dakwah yang menggurui Mas Sakti? (sang penulis sekenario sinetron KCB). Jika ya! Inilah refleksi bahwa FLP tak mau beranjak lebih dewasa lagi. Ia enggan untuk menyuguhkan karya yang lebih humanis, karya dakwah yang tidak verbal semata, tidak sama dari turun temurun nenek moyangnya. Bukan berarti meninggalkan ke khasan FLP. Bukan! Tetapi bagaimana FLP mengekksplorasi jagad tulisan ini biar tidak seragam dan diulang-ulang. Ada yang menyuguhkan karya verbal dan non verbal.

Semoga FLP bisa lebih dewasa lagi, agar sejarah mencatat. Bahwa FLP tidak hanya bisa melukis dunia ini dengan hitam dan putih, tetapi, bisa melukis dunia ini dengan warna pelangi.

Bukan kah begitu kawan?
(Lihat artikel lainnya di: www.ariesadenata.blogspot.com)

Rabu, 04 Agustus 2010

Sederhana Saja!


“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api
yang menjadikannya abu…

aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan
yang menjadikannya tiada…”
— Sapardi Djoko Damono —

Mendengar bait-bait syair di atas, seakan hati kita dihujami ribuan tetes kesejukan. Ya, sederhana bukan? Hanya untuk mendapatkan kesejukan hati, cukup dengan sederet kata atau sepenggal kalimat. Tak usah dengan yang usaha yang beribet. Kadang, kita menganggap, untuk mengelola kehidupan rumah tangga ini butuh ekstra tenaga, ekstra pikiran. Bahkan, untuk menghadirkan romantisme dalam keluarga juga butuh sesuatu yang mahal.

Kenapa Sederhana?
Lantas, yang menjadi pertanyaan adalah kenapa hanya dengan sederhana? Bukankah banyak masalah yang silih berganti dalam mengarungi bahtera rumah tangga? Tidak sederhana untuk mengurai benang kusut masalah dalam rumah tangga. Butuh ini dan itu.

Ya, dengan sederhana, ketulusan itu hadir menyeruak dari lubuk hati kita paling dalam. Dengan sederhana ada hati yang saling bertemu tanpa dinding ego yang menjulang tinggi selama ini.

Hidup ini akan terasa sederhana jika kita menghadirkan kesederhanaan dalam hidup kita, tak usah kita ngotot dengan idealisme kita yang melangit.
Cukup sederhana saja untuk mengelola riak dan badai yang muncul dalam rumah tangga kita yang sederhana.

Pertama, mau mendengar. Ya, dua manusia yang punya latar belakang yang berberda, budaya yang tak sama, harus bertemu dalam ruang tanpa sekat. Jika kita tidak pandai mengelola, akan ada dua budaya yang akan saling membentur. Mestinya, dua insan yang telah berjanji untuk hidup bersama tersebut mau mendengar, tidak hanya mau bicara saja. Jika yang satu berbicara, maka yang lainnya mau mendengar. Itulah selama ini yang saya lakukan, meskipun tubuh ini terhuyung mau rebah, setelah penat seharian dengan aktifitas mencari sesuap nasi. Aku pasti akan mendengar celoteh dan keluh kesah istri dengan sabar. Dengan mendengar, kita akan tahu apa isi hati pasangan kita, sikapnya terhadap sebuah masalah. Dengan mau mendengar, lantas akan muncul sebuah diskusi yang hangat antara kedua belah pihak. Tanpa ada yang merasa paling butuh sendiri untuk berbicara.

Kedua, memberikan perhatian yang sederhana. Kadang kita berpikir butuh sesuatu yang sepesial untuk memberikan perhatian kepada pasangan kita. Padahal, cukup dengan memberikan es teh (jika dia gemar minum es teh) ketika kita pulang ke rumah. Maka, pasangan kita akan merasa diperhatikan tiap hari oleh pasangan kita. Mudah bukan? Tak perlu mengajak pasangan kita ke bulan, karena memang kita tidak mampu.
Subhanallah, ternyata dengan manajemen sederhana. Yakni, dengan mau mendengar dan memberikan perhatian yang sederhana. Maka, rumah tangga kita akan bertabur kehangatan, bukannya bertabur ranjau yang sering meledak sewaktu-waktu karena kita salah injak. Begitu pun untuk mencintainya, “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu…

Rabu, 21 Juli 2010

Lelaki Masuk ke Dapur


Lelaki masuk ke dapur? Apa yang ada di benak Gizoner? Wuah, dipertanyakan, tuh! Kan, urusan dapur adalah urusan kaum hawa. Hmmm…gitu, ya! Sudah menjadi kelaziman di masyarakat kita bahwa tugas dapur adalah tugas seorang istri atau wanita.
Nah, bagaima kalau ayah kamu atau kakak laki-laki kamu masuk ke dapur? Apakah Gizoner akan menghadang mereka. STOP! Ini adalah area bebas lelaki. Ccck…sebigutunya? Hehe… beri jalan, dong! Kan, si Komo mau lewat. Hehe… biar nggak macet.

Lelaki dan Perempuan Halal ke Dapur

Gizoner, masalah lelaki masuk ke dapur acap kali disalah pahami oleh masyarakat, khususnya kaum adam yang egois dengan perannya sebagai lelaki. Mereka menganggap bahwa tugasnya hanya mencari nafkah semata. Tak ada yang lain.

Nah, sebenarnya gimana, sih! Lelaki masuk ke dapur? Gizoner, bukan berarti kita mau membenturkan pemikiran feminisme yang banyak mengobral pembicaraan tentang kesetaraan gender. Namun, bagaimana kita mendudukan tugas dan peran lelaki maupun perempuan sesuai fitrahnya.

Tugas kaum lelaki adalah mencari nafkah dan mengayomi kaum perempuan. Namun, tidak menutup mata jika perempuan atau istrinya mengalami kerepotan, ia bisa membantu dengan kemampuan yang ia miliki.

Diriwayatkan dari Al-Aswad bin Yazid ia berkata: “Aku pernah bertanya kepada Aisyah Radhiyallahu ‘anha, “Apa yang biasa dilakukan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam rumah?” Aisyah Radhiyallahu ‘anha menjawab: “Beliau biasa membantu pekerjaan istrinya. Bila tiba waktu shalat, beliau pun keluar untuk mengerjakan shalat.” (Hadits riwayat Bukhari No. 676, 5363)

Nah loch! Nabi saja juga mau membantu pekerjaan istrinya, beliau tidak segan dan malu-malu, bahkan tidak gengsi untuk melakukannya! Apalagi kita yang mengaku umatnya, pasti mengikuti ajarannya dong! Jangan memilah yang sesuai keinginan hati dan kondisi kita saja. Atau, yang menguntungkan buat kita, itu baru yang kita ikuti saja. Hayo! Gizoner tidak begitu, kan? Iya, Gizoner percaya deh kalau kamu sekalian mau mengikuti ajaran nabi tanpa memilih dan syarat.

Dalam satu riwayat lain, “Beliau mengerjakan apa yang biasa dikerjakan salah seorang kalian di rumahnya. Beliau menambal sandalnya, menambal bajunya, dan menjahitnya.” (Hadits riwayat Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no. 540, dishahihkan oleh Al-Albani Rahimahullah dalam Shahih Al-Adabil Mufrad no. 419 dan Al-Misykat no. 5822)
Nah, apalagi kalau lelaki bisa menambal sandal, menjahit baju. Istri dan anaknya jadi ikut senang, kan! Bayangkan, jika istri sedang sakit, sandal anaknya jebol, bajunya sendiri sobek. Lantas siapa yang akan mengerjakannya? Jika suami bisa mengerjakan, beban istri yang sakit jadi ringan dan bahagia. Efeknya, akan mempercepat kesembuhan istrinya karena kondisi psikologis yang tidak terbebani oleh pekerjaan rumah.
Saatnya Lelaki ke Dapur

Gizoner, sudah saatnya ego dibuang, perasaan malu dilempar jauh-jauh, saatnya lelaki masuk ke dapur untuk membantu kaum perempuan yang kerepotan untuk mengurus pekerjaan rumah tangga, tanpa harus meninggalkan kewajiban seorang lelaki yang harus mencari nafkah.

Perempuan tetap dengan tugas dan perannya ketika suami mencari nafkah, ia menyelesaikan pekerjan rumah dan mengasuh anaknya dengan hati. Tanpa merasa ada persaingan atau penindasan hak perempuan.

Sungguh, jika pekerjaan rumah tangga dikerjakan secara bersama atau bagi tugas antara lelaki dan perempuan, tanpa ada rasa tinggi dan rendah, niscaya akan hadir sejuta romantime dalam keluarga ketika mengerjakan oekerjaan rumah bersama. Mau kan?

Ya, lelaki harus peduli dengan kerepotan istri, sedangkan istri harus paham saat dimana suami tidak bisa membantu karena kesibukannya mencari nafkah.

Aku Pasti Datang ke Palestina!



Lelaki itu duduk terpaku melihat layar kaca, hatinya bergumuruh, tangannya mengepal.
“Dasar! Israel biadab” Celetuk lelaki itu.
Matanya masih tertaut tajam pada tayangan televisi. Matanya tak mau berkedip sedikitpun.
“Terkutuk Yahudi” Omel lelaki itu.
Narasi yang menggebu dan heroik dari pembawa berita itu masuk menjejali gendang telinga lelaki itu. Ia begitu terhanyut, tak menghiraukan keadaan sekitar meskipun diluar ribut membincangkan soal rencana kenaikan BBM oleh pemerintah yang sedang berkuasa.
“Ya, aku pasti datang! Datang ke Palestina untuk membantu kalian semua.”
“Bang! Sedang nonton apa?” Tanya adik perempuannya.
“Lihat kebrutalan Israel yang menyerang kapal kemanusian Marvy Marmara” Jawab lelaki itu.
“Kenapa Abang dari tadi ngomel sendiri?”
“Aku kesel banget, neh! Aku ingin datang ke Palestina untuk membantu mereka” Ucapnya dengan berapi-api.
“Abang nggak takut?” Tanya adiknya dengan sorot mata yang menyelidik.
“Kenapa harus takut?”
“Beneran? Abang nggak takut?”Sahut adiknya yang tampak keheranan melihat Abangnya yang begitu gagah dengan jawabannya.
“Pokoknya aku nggak takut. Aku pasti datang ke Palestina!”
Adik perempuannya bertambah heran dengan sikap kakaknya yang begitu bersemangat. Mungkin ini pengaruh media yang begitu gencar menyuarakan pembelaan terhadap Palestina.
“Baguslah kalau begitu! Ayo semangat Bang! Aku mendukungmu seratus persen. Kapan berangkatnya bang?”
“Kita lihat saja nanti”
@@@
Suara kokok ayam membangunkan seluruh penghuni rumah itu, tak terkecuali lelaki itu. Ia bangun dari tempat tidurnya, kemudian ke kamar mandi. Setelah itu melangkah ke ruang makan.
“Bang. Tadi sudah sholat Shubuh?”
“Hehe…” Ia hanya cengar-cengir sambil garuk-garuk kepala. Persis seperti seorang pelajar yang ketangkep nyontek.
“Halah…kayak gitu mau berangkat ke Palestina!” Ejek adiknya.
“Eeits…untuk urusan Palestina. Aku pasti datang. Ya! Aku pasti datang ke Palestina.” Bela lelaki itu.
Lelaki itu kemudian menyeruput teh hangat yang sudah disiapkan oleh adiknya. Setelah, tenggorokannya digelontori air hangat. Dengan cepat ia memencet remote televise. Tak lama kemudian, berita tentang Palestina muncul. Ia mencoba memindahkan saluran televise. Berbagai stasiun televisi tampak berebutan menayangkan tentang Palestina.
“Tuh, lihat! Kasihan warga Palestina yang di blokade oleh Israel. Mereka sangat menderita. Makanya, kita harus datang ke Palestina untuk memberikan bantuan” Ucap lelaki itu yang masih bersemangat.
“Beneran, kan! Abang mau berangkat ke Palestina?” Tanya adiknya yang masih tampak keheranan dengan sikap kakaknya.
“Iya. Aku pasti datang ke Palestina!” Masih dengan semangat.
“Kapan Bang?”
“Kita lihat saja” Jawabnya dengan penuh percaya diri.
“Iya. Kapan?
“Nanti kamu juga tahu sendiri” Sergahnya dengan optimisme.
“Halah….”
“Pokoknya aku pasti datang!” Masih dengan keyikanan kuat.
“Eh, abang sudah daftar jadi relawan?”
“Belum” Tetap semangat.
“Sudah persiapan mental?”
“Belum” Bertahan dengan semangatnya.
“Sudah persiapan bekal?”
“Itu juga belum!” Tak mau mundur dari tekadnya.
“Lah, abang beneran punya niat untuk menjadi relawan Palestina?”
“Iya. Aku pasti datang ke Palestina” Semangatnya masih berkobar.
Sang adik hanya bisa kagum dengan semangatnya. Ia berharap abangnya bisa berangkat ke Palestina. Sebuah semangat yang jarang ia jumpai pada abangnya tersebut.
@@@
Terik matahari begitu menyengat. Udara terasa gerah. Pohon-pohon tampak tegak berusaha menghadang panas yang menyergah bumi. Cuaca yang begitu panas membuat para manusia yang menghuni bumi menjadi mudah tersulut emosi jika ada permasalahan sedikit saja yang menimpanya. Tetapi, ada juga anak manusia yang tersulut semangatnya.
Terlihat ratusan manusia bekerumun di tengah jalan, kemudian longmarch untuk meneriakan tentang pembebasan Palestina.
“Khaibar-khaibar ya yahud, jaisu Muhammad saufa ya`ud” Sesekali yel-yel dukungan untuk Palestina mengumandang keras membahana ke atas langit yang begitu panas.
Tampak dua orang lelaki dan perempuan memperhatikan demo tentang Palestina yang digelar di jalanan tersebut.
“Kok, abang nggak ikut demo? Katanya mau datang ke Palestina?”
“Abang nggak ingin hanya sekedar demo, tapi Abang maunya datang langsung ke Palestina untuk membantu mereka” Jawab lelaki itu dengan mantab.
“Kan, bisa untuk pemanasan gitu bang!” Sergah adik perempuannya.
“Buat apa demo, paling bisanya hanya berteriak di jalan”
“Eh… kan, dunia jadi tahu bahwa umat Islam itu saling bersaudara. Ada pembelaan dari sudaranya gitu!” Bela adiknya terakait demo.
“Ah…nggak usah diteruskan perdebatan tentang demo. Pokoknya aku pasti datang ke Palestina”
Aksi tentang Palsetina itu masih terus berlangsung di tengah terik matahari. Mereka terus menyuarakan pembelaan atas nasib rakyat Palestina yang dijajah oleh Israel. Mereka juga mengutuk dan mengecam kebiadaban Israel terhadap rakyat Palestina. Apa yang mereka lakukan adalah persis seperti apa yang dilakukan oleh Nazi terhadap Israel (meskipun masih perdebatan peristiwa itu benar atau tidak). Kini, Isrel melakukannya, yakni genosida terhadap rakyat pelastina.
@@@
“Aku pasti datang ke Palestina” Teriak lelaki itu.
“Bang, kapan jadi berangkatnya ke Palestina”
“Minggu depan!”
“Yang benar bang?” Adiknya tampak terkejut, hampir saja ia meloncat keheranan dengan jawaban abangnya.
“Minggu depan ya bang?” Tanya adiknya lagi.
“Iya. Minggu depan!”
“Serius bang?” Tanya adiknya yang masih belum percaya.
“Abang serius. Abang pasti datang ke Palestina” Ucapnya dengan mantab.
“Baiklah kalau begitu bang. Adik hanya bisa mendoakan. Somoga bisa sampai ke Palestina dengan selamat. Juga bisa membawa bantuan buat rakyat Palestina tanpa dirampas oleh Israel.”
“Trimakasih” Ucap kakaknya dengan semangat yang membaja.
@@@
“Abang mohon doanya, ya? Besok Abang mau berangkat ke Palestina” Ucap lelaki itu kepada adiknya.
“Iya bang. Semoga selamat. Sudah pamit dan minta doa kepada bapak sama ibu belum?” Tanya adiknya yang tampak mencemaskan kakaknya. Wajahnya terlihat redup, namun terselip rasa kebanggaan.
“Sudah” Jawabnya pendek.
@@@
Tetes embun membasahi dedaunan. Udara pagi masih belum terkontaminasi polusi udara terasa begitu segar. Manusia yang terpenjara oleh rutinitas mulai bergeliat untuk masuk pada lingkaran rutinitas yang tak berujung.
“Abangmu kemana? Pagi-pagi betul sudah pergi” Tanya ibu.
“Lah, bukannya sudah pamit sama ibu?”
“Pamit kemana” Tanya kembali ibunya dengan keheranan.
“Ke Palestina”
“Apa?” Tampak ibunya begitu kaget.
“Ngapain abangmu ke Palestina?”
“Mau jadi relawan bu!”
“Kenapa abangnya tidak pamit ke Ibu dulu? Kalau ada apa-apa nanti gimana?” Ucap ibunya yang begitu kuwatir.
“Tenang aja bu, insya Allah tidak terjadi apa-apa, harusnya ibu bangga punya anak yang berani jadi relawan ke Palestina. Sekarang ibu mendoakan abang aja, biar selamat”
Tiba-tiba…
“Sarapannya apa neh?”
“Abaaang!”
Dua perempuan itu keheranan dengan kehadiran lelaki yang sudah pamit berangkat ke Palestina pagi ini.
“Nggak jadi ke Palestina?” Tanya adiknya dengan penuh keheranan.
“Hehe…” Lelaki itu hanya cengar-cengir tanpa memberi jawaban.
“Kenapa bang?” Tanya adiknya lagi.
“Ntar yang memberi makanan ikanku siapa? Trus yang habisin makanan di rumah siapa? Lantas yang ngantar ibu ke pasar siapa, hayo?
“Halah… abang alasan aja. Cuma ngomong doang” Ucap adiknya sambil melempar buku ke arah abangnya.
Abangnya masih tampak cengar-cengir saja. Sambil garuk-garuk kepala. Tanpa berusaha menangkis lemparan buku dari adiknya. Sambil berkata,
“Abang pasti datang ke Palestina!”

*Kawan, Palestina tidak butuh perkataanmu, tetapi tindakan nyatamu! 2010

Perlombaan Paling Keren



Nonton TV sambil makan kacang, wuis asyik, ya! Apalagi kalau yang dilihat adalah acara perlombaan. Satu Rt bisa gabung jadi satu, ck, ck… emang yang namannya perlombaan kalau di tonton rame-rame tambah seru dan asyik. Nah, Gizoner pasti juga sering nonton, kan?
Di belahan bumi ini ada beberapa perlombaan yang bikin heboh penghuni muka bumi ini. Tapi tahu nggak bagaimana perlombaan itu bisa muncul di permukaan bumi ini? Perlombaan tersebut diantaranya adalah;

All England

Kejuaraan ini sebenarnya telah berumur 111 tahun silam karena sudah dipertandingkan sejak April 1899. Huah…kalian pasti belum lahir, kan? Tua banget ya usia All England. Gizoner, kompetisi tersebut sempat beberapa kali tidak dilaksanakan karena berbagai hal, seperti saat Perang Dunia I (1915-1919) dan II (1940-1946). Yupz, memang perang bikin sengsara, ya! Makanya yang akur ma temen, jangan suka berantem. Hehe…maksain petuah dikit, ya! Nah, sejak digelar, All England sudah berpindah tempat ke 8 lokasi berbeda.
Gizoner, sebelum All England, nama turnamen ini adalah “Kejuaraan Inggris Terbuka'” dan hanya memainkan sektor ganda, yaitu ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran. Namun, setelah itu, nomor tunggal putra dan putri ikut ditarungkan. Nama All England sendiri baru dipakai sejak 1902.
All England sempat diberi “gelar” sebagai kejuaraan dunia tidak resmi oleh insan bulutangkis di dunia ini. Itu karena penting dan bergengsinya turnamen ini. Turnamen ini mempunyai sejarah panjang dan tertua di dunia. Para pemain, belum merasa lengkap menjadi yang terbaik jika belum merebut gelar juara All England. Ooo…gitu tho! Kalau nggak memenangi All England, berarti bukan pemenang badminton sejati, ck, ck, ck…segitunya, ya!

Thomas Uber

Tahukah kamu? Ciele…kayak kuis anak-anak nadanya, ya! Nama Thomas dan Uber diambil dari pemain legendaris di dunia bulutangkis, Piala Thomas diambil dari nama ketua IBF pertama asal Inggris sekaligus Pemain Legendaris Bulu Tangkis yang telah menjuarai All England sebanyak empat kali berturut-turut antara tahun 1903-1927 yakni Sir George Alan Thomas.
Sir George memberikan IBF sebuah piala hasil karya seorang pengrajin perak bernama Atkin Bros. Piala setinggi 28 inci ini bertuliskan “The International Badminton Championship Cup presented to the International Badminton Federation by Sir George Thomas, Bart., 1939“. Di atas mangkuknya terdapat patung kecil atlet bulutangkis.
Nah, sedangkan awal mula pertandingan Thomas Cup ini berlangsung dinegara Preston dan Negara Malaya (sekarang Malaysia) merupakan Negara yg pertama kali memboyong Piala Thomas setelah mengalahkan Tim Thomas Denmark di partai Final dengan skor 8-1. Wuis, keren banget, ya! The first time, lho!
Liga Inggris
Gizoner, dari catatan sejarah liga ini didirikan pada tahun 1992. Ada beberapa istilah atau sebutan untuk liga ini, seperti Liga Primer Inggris (Premier League, nama lama F.A. Premier League), Liga Barclays Premiership di Britania Raya dan Barclays English Premier League secara internasional. Liga ini merupakan kompetisi antara klub sepak bola Inggris yang berada kelas utama dari sekian struktur liga sepak bola Inggris, sehingga karenanya maka menjadi kompetisi sepak bola primer di Inggris.
Dari sejumlah 20 klub peserta liga yang berkompetisi di Liga Utama Inggris maka dalam satu putaran musim kompetisi setiap klub melakukan pertandingan melawan klub lain sebanyak dua kali pertandingan. Yaitu sekali di stadion mereka (home base stadium) dan sekali lagi di tempat lawannya (away).
Balap Formula 1
Gizoner, apa sih sebenarnya F1 itu? Masih pada bingung kan? Formula 1 adalah satu perangkat aturan teknis untuk balap mobil kursi tunggal (single seater) yang diumumkan oleh Federation Internatianal d’Automobile (FIA), lembaga tertinggi yang bertanggung jawab atas segala jenis olahraga otomotif. Aturan tersebut dibuat tahunan serta menjelaskan secara rinci ukuran maksimal dan minimal kapasitas mesin, aturan teknis, dan aturan keselamatan pembalap serta penonton. Mobil yang dibangun dengan aturan ini disebut dengan mobil Formula 1.
Nah, sedangkan perlombaan yang menggunakan mobil tersebut dinamakan balap mobil Formula 1, gitu! Selain itu ada spesifikasi kelas lainnya dari FIA, seperti F-3 dan F-3000. Namun Formula 1 ialah tingkat kompetisi tertinggi yang terdapat di dunia olahraga otomotif.
Setiap pembalap yang ikut ambil bagian dalam kompetisi Formula 1, baik sebagai pembalap utama maupun cadangan wajib memiliki super license, sebuah tanda masuk bagi calon pembalap Formula 1 yang dikeluarkan FIA. Untuk mendapatkannya seorang calon pembalap diharuskan mengendarai mobil Formula 1 sepanjang 300 km dan disaksikan oleh wakil dari FIA. Apabila mereka menilai bahwa pembalap tersebut layak untuk berlomba di Formula 1, FIA akan memberikan super license dan sang pembalap bebas mengikuti lomba Formula 1. Wuis ketat bin keren, ya! Emmm…pengin ya naik F1, rasanya gimana, ya? Apa seperti naik angin, ya! Hehe…
Gizoner, itulah perlombaan yang menggaet jutaan pasang mata di seluruh dunia tuk menontonnya. Masih ada lagi perlombaan yang bikin andrenalin kita berpacu, next time kita bahas, ya! Met menikmati acara tersebut. Tapi, jangan lupa! Tetep belajar dan ibadah yang rajin, ya!

Cowok itu Cuek!



“Agung, kelas kita ada masalah lho!” Ucap Heni.
“Halah, nanti juga selesai sendiri. Kenapa harus dipikir amat sih. Ahmad aja nggak mirik kok. Hehe…” Jawab cowok yang bernama Agung tersebut.
“Kok, kamu gitu, sih!” Sahut Heni.
Di atas hanyalah sebuah ilustrasi dialog yang mungkin sering terjadi di sekitar Gizoner. Para cowok seringkali tidak mau tahu dengan kondisi sekitarnya. Bahkan sering diberi label bahwa cowok itu cuek. Jika ada masalah, cowok jarang berbicara, bahkan menutup rapat rahasianya, biar tidak ketahuan oleh orang lain.
Eit, eits… jangan buru-buru menilai bahwa kaum adam itu semuanya cuek. Pukul rata gitu, pokoknya cowok itu cuek!

Apa Kata Cowok
Selama ini para cowok diidentikan dengan sikapnya yang cuek. Benarkah cowok itu cuek! Atau anggapan yang selama ini sudah melekat di kaum cowok itu salah. Atau justru ada sesuatu dibalik kecuekannya. Apa kata cowok tentang anggapan itu, ya!
“Tergantung orang dan keadaan. Ketika sesorang tidak stabil, itu juga akan mempengaruhi. Apalagi kalau dia lagi tidak mood, maka ia akan lebih cuek.” (Rido/Ponpes Al Ishlah Bondowoso)
Wuis, gitu tho! Tergantung keadaan dan mood, nah kalau saban hari ndak mood, gimana hayo? Ter-La-Lu, hehehe…bercanda Bang Rido.
Nah, kalau pendapat yang lain gimana,
“Saya melihat mayoritas kaum adam itu cuek, di lapangan kenyataannya demikian. Mungkin udah kodratnya cuek! Kan, nanti bisa klop kalau jadi sepasang suami istri, istri/cewek tidak cuek sedangkan cowok/suami cuek. Tetapi, dibalik kecuekannya cowok itu berpikir tuk mencari solusi, kemudian mengambil tindakan ketika sudah momentnya tepat.” (Aris/Manajer Eldura Group)
Ooo…gitu tho! Ternyata Mas Aris Eldura setuju bahwa cowok itu mayoritas adalah cuek karena sudah dari sononya, jadi hidup ini diciptakan berpasang-pasangan, adak cowok, ada cewek. Ada hitam, ada putih. Ada siang, ada malam.
Yuk, kita lihat pendapat yang lain,
“Tidak semua cowok itu cuek. Masih banyak yang peduli. Bahkan ikut menyelesaikan masalah. Tetapi yang berbeda adalah seorang cowok itu berusaha meyelesaikannya sendiri baru sharing ke yang lain”(Untung Wahyudi/Ponpes Mathlabul Ulum, Desa Jambu, Kec. Lenteng, Kab. Sumenep)
Tuh kan, tidak semua cowok itu bersikap cuek. Jadi jangan diberi stemple bahwa yang namanya cowok itu pasti sikapnya cuek.

Apa Kata Cewek
Nah, kalau tadi adalah pendapat para cowok, sekarang gilirannya kaum cewek berbicara tentang cowok. Sebenarnya cowok dimata para cewek itu gimana, sih!
“Cowok itu rata-rata pada cuek, tapi dibalik kecuekannya mereka mikir secara rasional. Namun, kadangkala sikap cuek itu membuat saya sebel, serasa kaum cewek itu tidak dihargai” (Uut/Purbalingga)
Nah loch! Buat para cowok yang pasang tampang cuek, hati-hati, coz kalian bakal tidak mendapat simpatik dari kaum cewek. Hehe…

Kita lihat pendapat yang lain, ya!
“Tidak bisa digeneralisir, tergantung karakter, banyak cewek yang cuwek juga, sebaliknya cowok yang perhatian juga banyak. Saya kira kenapa mereka bersikap cuek adalah penampilan dimuka saja yang kadang untuk menutupi bahwa cowok itu seharusnya cuek. Sebenarnya semuanya tergantung karakter masing-masing”(Isti/Sragen)
Ooo…gitu tho Mbak Isti! Cuek itu hanya kedok saja biar dianggap maskulin.
Diatas sudah kita paparkan pendapat baik dari kaum cewek maupun dari kaum cowok. Jadi, tentang penilaian bahwa cowok itu cuek tidak sepenuhnya benar, juga tidak sepenuhnya salah.
Gizoner untuk menilai sesuatu itu tidak bisa dengan satu sudut pandang saja, termasuk menilai karakter seorang cowok. Semuanya tidak bisa digeneralisasikan. Pokoknya, tetep jalani saja hidup ini dengan semangat, lakukan sesuai dengan kaidah syar`i, hidup ini bakal indah dan terang benderang persis seperti kata yang lagi ngetrend dikalangan politikus kita” Biarkan kasus ini menjadi terang benderang” Hehe…

Heboh Film Animasi



Hayo Gizoner! Siapa yang masih sering nonton film animasi? Ccck,cckk, kok ndak ada yang ngaku? Malu, ya? Nah, ini yang biasa terjadi dikalangan kita, padahal di rumah asyik nongkrong nonton film animasi berjam-jam. Iya, kan? Film animasi identik atau sering disetriotipkan sebagai film anak-anak, jadi kalau ada orang dewasa yang masih suka nonton fim animasi dikatakan masih kekanak-kanakan, padahal film animasi itu universal. Semua kalangan, suku, ras, umur dan agama boleh menontonnya. So, PD aja tetep nonton film animasi! Daripada nonton yang nggak bener. Misalnya, situs-situs yang serem gitu!

Teknologi Animasi

Hmmm… film Animasi! Keren, kan? Kita semua pasti berdecak kagum dengan animasi film-film tersebut, sampai nggak kebayang, kok bisa ya membuat animasi begitu. Nah, Gizoner untuk membuat film animasi tersebut, sang kreator film membutuhkan teknologi yang dinamakan storage.

Sudah nonton Avatar, kan? Tahu, kan, kalau di film tersebut ada ras Na’Vi (makhluk non-manusia penghuni Pandora berwarna biru), Gizoner pasti berpikir bahwa aktor atau aktris dengan tata rias yang bagus, kan? Gizoner pasti salah besar. Tokoh-tokoh Na’Vi yang ada di film tersebut sepenuhnya merupakan animasi CGI. Efek visual, animasi 3D, dan CGI di film tersebut dikerjakan oleh WETA Digital, sebuah perusahaan efek visual dan animasi. Perusahaan ini bermarkas di Wellington, New Zealand. Nah, film Avatar yang keren habis tersebut adalah hasil dari perusahaan WETA Digital yang mengandalkan teknologi storage berperforma tinggi dari NetApp.

Tak hanya menggarap Avatar, WETA Digital juga menangani efek visual, animasi, dan CGI untuk film trilogi Lord of The Rings, King Kong (2005), X-Men: The Last Stand (2006), District 9 (2009), dan masih banyak lagi film-film top box office lainnya.
Gizoner, ternyata teknologi storage NetApp tidak hanya monopoli milik WETA Digital. Studio Pixar juga menggunakan teknologi tersebut dalam menggarap film animasinya seperti Up (2009), Wall-E (2008), Cars (2006), Finding Nemo (2003). Studio Dreamworks Animation, juga tak ketinggalan, dalam penggarapan film animasi seperti Shrek (2001), Shrek 2 (2004), dan Madagascar (2005), juga memercayakan storage-nya kepada NetApp.

Mau tahu? Film apa saja yang penggarapannya menggunakan teknologi tersebut? Neh, bocoran sedikit buat Gizoners yang doyan nonton film animasi. Film-film tersebut adalah Iron Man (2008), Speed Racer (2008), Transformers (2007), Harry Potter and the Order of the Phoenix (2007), Harry Potter and the Half Blood Prince (2009), Pirates of the Carribean: At World’s End (2007), dan lainnya.

Mengenal Prinsip Film Animasi

Wuah, gimana ya bikin film animasi? Pasti susahnya minta ampun. Trus, Bikin karakter di film animasi yang lucu-lucu dan keren tersebut gimana, ya? Nah, buat Gizoner yang masih awam dengan teknologi animasi, sedikit bagi-bagi ilmu, neh! Dalam film ada 12 prinsip animasi (Art of Animation, Disney) dalam memunculkan karakter.

1. Pose to pose
Pose to pose atau penentuan posisi gambar key animation dan inbetween adalah cara menentukan posisi gerak karakter dari posisi awal gerak, posisi gerak selanjutnya hingga pada posisi akhir gerak. Penentuan posisi-posisi gerak disebut sebagai key animation. Penentuan key animation ini dimaksudkan untuk menentukan gerak dan arah gerak yang tepat dan baik, sesuai dengan sketsa cerita yang direncanakan, sehingga dapat diketahui kurang lebih jumlah gambar animasi yang dibutuhkan dan terkendali, baik kualitas gambar maupun efisiensi waktu kerja yang dibutuhkan.

2. Timing
Seperti yang telah disebutkan pada pengertian dasar film, bahwa suatu gambar dimungkinkan hidup dan bergerak, karena serangkaian gambar di mana terdapat suatu perubahan beruntun, dan bila diputar pada mesin proyektor dalam satuan waktu tertentu akan memperlihatkan suatu gerak dari gambar tersebut. Satuan waktu tersebut disebut dengan timing, di mana telah disepakati dalam satuan standar pembuatan film, bahwa dalam satu detik terdapat 24 frame gambar pada pita film.

3. Stretch and Squash
Stretch and squash merupakan prinsip animasi yang memberikan sentuhan kelenturan pada suatu benda tertentu sesuai dengan karakter materialnya, sehingga memberikan kesan obyek tersebut memiliki bobot dan muatan tertentu bila sedang melakukan gerak animasi. Stretch adalah salah satu bentuk kelenturan suatu objek yang mengalami sedikit penekanan pada tubuhnya ketika sedang bergerak dengan cepat. Adapun, squash adalah bentuk kelenturan sebuah objek benda animasi yang sedang bergerak cepat kemudian berbenturan dengan benda lain yang lebih kuat, sehingga objek benda tersebut mengalami tekanan berat akibat dari gaya gerak tubuhnya yang tertahan oleh benda lain yang berbenturan dengannya.

4. Anticipation
Anticipation adalah suatu gerak ancang-ancang ketika hendak melakukan gerak utama. Seperti sistem kerja sebuah panah, bila hendak menembak anak panah meleset ke depan, perlu menarik busur panah ke belakang, sejauh kecepatan melesat anak panah yang diinginkan.

5. Secondary Action
Secondary action atau aksi kedua merupakan gerakan yang muncul dikarenakan adanya akibat suatu gaya dari gerakan atau aksi pertama sebuah objek benda animasi, setelah gerak atau aksi pertama itu berhenti dengan tiba-tiba. Contohnya, bila sebuah anak panah meluncur dengan cepat dan tiba-tiba menancap pada sebatang kayu, maka ekor dari anak panah tersebut akan bergetar dengan keras. Ekor anak panah yang bergetar itulah yang disebut dengan gerakan kedua atau secondary action.

6. Follow through dan over lapping action
Prinsip ini melibatkan dua benda yang bisa saja sama atau berbeda namun saling berkaitan satu dengan yang lain dan dapat saling mempengaruhi dalam setiap gerakannya. Benda A, misalnya, akan selalu mengikuti gerak benda B yang telah lebih dulu bergerak, prinsip ini disebut follow through. Namun, karena perbedaan waktu dalam setiap pergerakan yakni benda B bergerak terlebih dahulu, kemudian benda A bergerak menyusul kemudian dalam jeda waktu yang berbeda, maka akan terjadi tumpang tindih gerakan, antargerakan benda A dengan gerak benda B. Prinsip ini disebut overlapping action atau gerakan yang tumpang tindih.

7. Easy in and easy out
Prinsip animasi easy in and easy out merupakan suatu kaidah animasi yang berprinsip pada dasar hukum ilmu fisika yang berlaku yang berkaitan sekali dengan gerak animasi. Misalnya mobil, bila dalam kecepatan tertentu, terkesan mobil itu tertarik ke belakang atau seakan terseret (terbawa) dengan suatu daya yang cukup kuat, sehingga dapat menarik mobil tersebut. Tapi apabila mobil dengan kecepatan tertentu itu tiba-tiba berhenti maka sisa daya yang masih ada di mobil itu masih ada dan mendorong bagian mobil lain, sehingga seakan-akan ada gerak berlebihan yang mendorong bagian lain dari mobil itu.

8. Arch
Prinsip animasi arch membuat gerak karakter animasi tampak menjadi luwes, dinamis, hidup dan indah. Seperti gerakan menari, melompat, berayun, berbelok atau gerakan memutar. Dengan gerakan melengkung akan terkesan benda itu memiliki bobot dan terpengaruh oleh gaya gravitasi seperti alam nyata, sehingga karakter itu tampak lebih hidup seperti dalam dunia nyata dan logis dapat diterima akal oleh penonton yang melihatnya.

9. Exaggeration
Teknik exaggeration adalah teknik yang mendramatisasi adegan agar tampak lebih ekspresif dan komunikatif, meskipun gerakannya dibuat agak berlebihan bahkan sangat ekstrim. Seperti mencoba mengekspresikan wajah yang sangat terkejut, dengan mulut yang terbuka lebar dan mata yang terbelalak, bila perlu bola mata sampai keluar.

10. Staging

Pada film animasi, prinsip animasi staging tidak jauh berbeda dengan staging dalam penataan panggung pertunjukan, hanya terletak pada penentuan tata letak objek gambar pada bidang (frame) gambar dengan format standar film atau televisi. Jelasnya, pada prinsip ini, pembuat film animasi harus memahami teknik bahasa film, seperti jarak pengambilan gambar, sudut pengambilan gambar, gerak kamera dan lain-lain.

11. Appeal
Prinsip appeal merupakan cara yang baik untuk menyampaikan sesuatu pesan dalam bentuk kesan yang menarik, cantik dan komunikatif dari sebuah karakter yang ingin disampaikan. Sehingga tanpa perlu dibeberkan dengan kata-kata, sudah tersampaikan maknanya dalam bentuk gambar-gambar pesan apa yang akan disampaikan.

12. Personality

Karakter tokoh film animasi akan lebih kuat, bermakna, hidup dan berkarakter apabila dipahami terlebih dahulu segala sesuatunya tentang karakter tersebut, seperti sifat fisik, sifat psikis, latar belakang ekonomi, sosial budaya, ataupun historisnya, sehingga dapat dideskripsikan dengan baik bentuk karakter apa yang akan dikembangkan. Penelusuran pemahaman karakter semacam ini disebut dengan personality, sebagai suatu bentuk prinsip animasi yang perlu dipahami.
Tertarik lebih lanjut belajar film animasi? Selamat mencoba! Jangan lupa, tetep nonton film animasi yang syarat nilai kebaikan, ya! (Sumber: kompas /forever.ngeblogs.com dan dari berbagi sumber lainnya)

My Name is Khan Sebuah Kampanye Damai, Islam Bukan Agama Terorist


Islam Phobia
Gizoners, kalian pasti sudah pada ngerti dengan istilah Islam Phobia, kan? Yupz, di wikipedia disebutkan bahwa islamphobia adalah padangan orang yang menganggap Islam agama yang negative dan cenderung orang tersebut melakukan diskriminasi terhadap Islam dan pemeluknya. Wuah, sebegitukah? Ciele, ndak percaya! Ter-La-Lu... apalagi bagi orang-orang barat, mereka lebih phobia lagi terhadap muslim. Survey membuktikan bung! Hehe... neh, beberapa survey terkait dengan pandangan terhadap kaum muslim.

Warga Amerika Serikat punya prasangka buruk dua kali lebih besar terhadap orang Islam dibandingkan terhadap orang Kristen, Yahudi, atau Buddha. Berdasarkan sebuah jajak pendapat terbaru, hampir dua pertiga orang Amerika mengatakan, mereka memiliki sedikit atau tidak punya pengetahuan tentang Islam. Mayoritas orang Amerika juga tidak menyukai Islam.
Jajak pendapat itu, yang dilansir AP, Kamis (21/1/2010), dilakukan Gallup World Religion Survey.
Sedangkan survey yang dilakukakn oleh Pew Research Center juga menunjukkan bahwa rakyat Amerika meyakini bahwa kaum Muslim masih menghadapi lebih banyak diskriminasi daripada kelompok-kelompok relijius nasional lainnya. Ciah, sekarang sudah percaya, kan? Ternyata islamphobia marak di dunia barat.

My Name is Khan, sebuah pengalaman, kah?
Konon, film ini dibuat berdasarkan pengalaman sendiri yang di alami Shak Rukh Khan untuk memprotes apa yang pernah terjadi kepadanya. Karena dia pernah punya pengalaman buruk di bandara Amerika Serikat, diinterogasi bak maling ayam, hanya karena dia bernama Khan.

Film yang dibintangi Shak Rukh Khan, Kajol, dan Karan Johar ini mengangkat cerita diskriminasi agama yang terjadi di dunia. Seperti seorang warga muslim yang ditangkap di Bandara Amerika Serikat, hanya karena memiliki nama Khan. Di India nama Khan identik dengan pemeluk agama Islam.

Film mengkisahkan seorang anak, Rizwan Khan (Tanay Chheda), seorang muslim yang mengidap sindrom Asperger, hidup bersama ibunya (Zarina Wahab) di wilayah Borivali di Mumbai. Saat ia dewasa Rizwan yang diperankan oleh Shah Rukh Khan pindah ke San Fransisco dan hidup bersama adik dan iparnya. Selama disana, ia jatuh cinta kepada Mandira kajol. Mereka menikah dan memulai usaha. Setelah peristiwa 9/11, Rizwan dan Mandira mulai menghadapi beberapa kesulitan. Dimulai dari sebuah tragedi, mereka berpisah. Ingin kembali memenangkan hati istrinya, Rizwan melewati sejumlah petualangan diberbagai negara bagian di Amerika.

Salah satu bentuk diskriminasi terhadap kaum muslim, di salah satu adegan film tersebut, Khan ditahan di bandara LA International lantaran sikapnya (karena penderita asperger) membuatnya dianggap bersikap mencurigakan.
Apa Kata Mereka Tentang `My Name is Khan

Gizoners, dah pada nonton film ini belum? Wuah, seru lho film ini, film ini banyak sekali mendapatkan pujian dari berbagai kalangan, diantarannya dari The New York Temes, ”Yang terbaik dari My Name Is Khan, terutama untuk Amerika, adalah sebuah cerita tentang risiko kebaikan,"

Sedangkan US Daily mengatkan "Khan salah satu dari beberapa film Hindi (New York, Kurbaan) tentang orang India yang paranoid setelah peristiwa 9/11 di Amerika. Ada sesuatu yang menarik tentang melihat negara ini melalui kaca mata Bollywood, bahkan ketika ceritanya semacam dongeng,"

Tak hanya itu Times juga berbicara "Perjuangan atas film dan politik dari sang bintang serta membuat marah kaum Hindu atas komentarnya mengenai pemain Pakistan bermain di tim kriket India adalah sekilas tentang politik sempit yang masih membagi India,"

The Washington Post juga turut angkat bicara, "Film itu menampilkan kehidupan seorang lelaki muslim dari India, tinggal di San Francisco, yang melalui perjalanan luar biasa di Amerika Serikat, menginspirasi orang yang mengundang perdebatan dan menciptakan sebuah revolusi spontan,"
Nggak nyangka, kan? Film India bisa mendapat pujian dari media-media barat.
Menembus Box Office Inggris
Seperti dilansir Contact Music, Rabu (17/2/2010), dirilis pada 12 Februari kemarin, 'My Name is Khan' langsung meluncur ke peringkat enam box office Inggris. Film tersebut berhasil meraup pendapatan US$ 1,4 juta. 'My Name is Khan' pun menjadi film Bollywood dengan pendapatan kotor terbesar di minggu pertamanya.
Wuih, keren, ya! Kapan film yang berasal dari anak negeri ini mampu berkibar di negeri orang.

Menuai Kecaman
Film yang disutradai oleh Karan Johar ini tak mulus begitu saja, bahkan di India poster-poster film My Name is Khan dibakar, mereka juga mendemo dan melempari bioskop-bioskop yang mau menyangkan film tersebut. Pengerak dari demo itu adalah salah satu partai garis keras Hindu di India, Shiv Sena mengancam akan mengganggu pemutaran film tersebut. Hal itu disebabkan, Shak Rukh Khan mengeluarkan statment mendukung pemain Pakistan dalam Liga Utama Kriket di India atau IPL dan ia juga menolak meminta maaf karena mendukung pemain kriket Pakistan agar bisa masuk ke Liga Kriket India (IPL). Namun, aksi tersebut juga mendapat balasan dari sejumlah organisasi muslim lainnya. Organisasi muslim di India mengutuk aksi partai garis keras Hindu tersebut.
Yah, belajar dari film My Name is Khan, semoga tidak lagi terjadi diskriminasi lagi bagi umat Islam di belahan bumi ini. Karena Islam adalah agama rahmatan lil `alamin...(Aries Adenata/dari berbagai sumber)

Bagaimana Buku Jadi Best Seller



Temen-temen ketika jalan-jalan di sebuah toko buku, pasti kalian akan melihat beberapa buku diberi label Best Seller. Nah, kenapa buku bisa jadi best seller, ya? Emm, trus Gizolista pasti bayangin gimana nasib penulisnya, ya? Jadi jutawan, bahkan mendadak jadi milyader. Lihat saja Habiburahman, seorang penulis novel yang bukunya menjadi best seller. Ia kini meraup rupiah dengan jumlah yang besar dari hasil buku tersebut. Pasti kalian pengin, kan? Yupz, apalagi jika buku itu adalah buku karangan kita. Girang campur gembira. Ada beberapa hal yang membuat buku itu bisa menjadi best seller.

1. Endorsement
Gizolista pasti para pencinta buku, kan? So, pasti kalian melihat secuil kata-kata yang biasanya nampang di depan atau belakang yang mengungkapan tentang buku tersebut. Nah, itu yang dinamakan dengan endorsement. Biasanya para penerbit akan mencatumkan kata-kata tersebut dari para tokoh yang sudah dikenal luas oleh publik. Para tokoh tersebut seakan memberi bujuk rayu dengan kata-kata yang menyilaukan agar membeli buku tersebut. Jadi, para pembaca secara tidak sadar akan mengakui pendapat yang dihembuskan oleh para penulis endorsement meskipun belum membaca buku tersebut secara utuh. Padahal, mereka baru membaca secuil kata dari endorsemen saja.
Endorsement ini juga bak seorang sales ketchup `Tak ada ketchup nomer satu kecuali ketchup yang dijualnya`. Nah, sudah bisa membayangkan begitu dahsyatnya endorsment itu menjadi faktor daya laku dari sebuah buku. Misalnya, jika kita menulis, dan yang memberikan endorsement adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Barack Husain Obama. Orang pasti akan melirik endorsement tersebut, kemudian orang tersebut akan melangkah menuju kasir.

2. Judul yang eye cathing
Nah, jika seseorang melihat suatu buku, salah satu pertimbangan yang membuat mereka membeli buku itu atau tidak adalah sebuah judul, jika judul tersebut menarik, maka mereka akan membeli buku tersebut tanpa mempertimbankan isinya terlebih dahulu. Bagi sebagian orang, judul adalah pintu gerbang masuk kedalam isi buku tersebut.
Tetapi, sebenarnya judul bukan menjadi sebuah jaminan apakah buku tersebut bagus atau tidak. Namun, secara sekilas sebuah judul akan menyiratkan isi buku tersebut. So, jika Gizolista menulis sebuah buku, usahakan membuat judul yang eye cathing, oranga pasti akan melirik judul tersebut, `dan selanjutnya terserah Anda` (kayak iklan di TV, ya! Hehe...)

3. Peran Kritikus
Salah satu peran penting dari lingkaran perbukuan adalah peran dari kritikus. Banyak buku yang meledak dan booming karena buku tersebut sering dikritisi oleh para kritikus. So, para pembaca akan menjadi penasaran dengan buku tersebut, kenapa buku itu dibicarakan banyak orang dan kritikus di berbagai media masa.
Pembaca juga akan tergelitik, apa kelebihan buku tersebut. Jadi, peran kritikus sangat signifikan bagi para penulis, ia tak hanya menyoalkan keburukan dan kebaikan buku tersebut, disisi lain kritikus seakan menjadi manager promosi yang handal bagi sebuah buku yang sedang dilempar ke pasar. Sayang, di Indonesia kini profesi kritikus meredup. Mungkin karena tak ada ruang apresiasi dan ajang diskusi yang memadai tuk menampung segumam kata dari para kritikus. Semoga, kedepan akan tumbuh dan kembang para kritikus muda yang handal.

4. Promosi
Produk yang baik membutuhkan sebuah promosi yang baik pula, agar produknya dikenal secara luas dengan baik, jika produk atau buku itu tidak dipromokan, niscaya, buku itu tidak akan dikenal secara luas.
Promosi bisa dalam berbagai bentuk. Baik itu dalam bentuk acara/event. Misalnya, bedah buku, seminar, talk show dsb. Selain itu, promosi tidak harus dalam bentuk event, membicarakan buku dari mulut ke mulut itu juga sebuah bentuk promosi. Jadi, bagaimana pintar-pintarnya bagian manager promo membuat rekayasa agar buku dan produknya menjadi bahan perguncingan dari mulut ke mulut yang akan berdapak dikenalnya buku tersebut. Banyak kasus terkait suatu buku atau produk itu menjadi meledak lantara buku atau produk tersebut menjadi bahan pergunjingan di masyarakat.

5. Punya komunitas yang loyal

Sebuah keuntungan tersendiri jika seorang penulis tergabung dalam sebuah komunitas. Jika ia menulis buku, dengan cepat buku yang ia tulis akan segera dikenal oleh komunitasnya, bisa jadi akan dibeli oleh orang-orang yang tergabung dalam komunitas tersebut.
Komunitas juga akan menjadi sebuah corong tuk promosi. Komunitas juga bakal menjadi sebuah pendukung dari setiap gagasan yang dihusung dari lembar kata yang ditulis dalam buku tersebut.

6. Kualitas tulisan
Nah, Gizolista, dari sekian faktor pendukun diatas yang telah diurai, tentunya yang paling menentukan dari sekian faktor yang ada adalah kualitas tulisan itu sendiri. Jika tulisanya bagus, maka dengan sendirinya tulisan itu yang akan berbicara. Kualitas tulisan tersebut juga yang akan menjual diri sendiri. So, bagaimana ikhtiar penulis itu sendiri agar tulisannya berkualitas.

*Dimuat di majalah Gizone edisi 9