Senin, 15 Februari 2010

Menulis; Mengabadikan Jejak Kehidupan





Bung, cobalah tengok kebelakang! Apa yang kau lihat? Sederet kisah yang tlah kau lalui bukan? Hanya sepitas lalu, yah, bahkan tak berbekas sama sekali, ia akan memendar seiring dengan ruang dan waktu yang tertelan oleh waktu itu sendiri. Bung, ingat! Jatah umur yang diberikan kita sudah tercatat di lauhul mahfudz. Tak kurang dan tak lebih. Ada riuh tanya yang bakal mengusik hati kau, tentu! Ia akan mengolok dan menggunjing dirimu. Buat apa waktu yang selama ini diberikan oleh sang Rahman?
Ingat bung! Sedetik waktu yang tlah kita lewati, tak bakal bisa kita undo layaknya toot dalam computer, yang bisa seenaknya kita undo jika kita melewati satu huruf saja. Tidak, ia tak bakal bisa kita undo meskipun ia hanya sedetik saja. Cukup miris bukan? Yah, jika kau sudah berkubang dengan tanah, dan umurmu hanya dijatah dengan 40, 50, atau 60 tahun, cukup sudah umur yang melekat di ragamu, ia lenyap bersama raga yang telah tertimbun dengan tanah. Dan, namamu juga berakhir sudah seiring dengan langkah kaki para peziarah yang meninggalkan kubur dengan seret-seret sendal yang mereka pijak.

Bung, namamu, jejak kehidupanmu dan amalmu terhenti sudah. Ya, berakhir sudah, persis layaknya sebuah film bioskop yang ditutup dengan kalimat `The end`. Benar bukan? Kau mau berkata apa? Pasti `YA` kan? Apakah kau ingin seperti manusia pada umumnya. Jika sudah datang malaikat pencabut nyawa, hilang sudah nama, jejak dan amal kita? Ustadz Antonio Syafii pernah berkata, umur manusia ada dua. Pertama adalah umur secara biologis, jika tubuh ini sudah mencium tanah tanpa henti diiring tangis dan doa, dalam waktu 30, 40, 50, 65 selesai sudah riwayat sebuah nama. Ia terhenti tanpa ada rekam jejak di generasi selanjutnya. Kedua adalah umur secara karya, bisa jadi raga yang telah terbujur diatas tanah dengan kurun waktu 39, 49, 59 itu dicabut dari sang Pemberi Nyawa. Namun, jika ia punya karya, maka ia akan hidup sepanjang masa, rekam jejak kehidupannya bakal dikenang bagi generasi selanjutnya, bahkan, jika karya itu bisa mendatangkan manfaat bagi banyak orang, bisa jadi ia akan menjadi anak sungai pahala yang akan terus mengalir kepada kita. Bukankah kita sering mendengungkan istilah nafsu dunia dengan pasif income bukan? Kenapa kita tidak berpikir dengan keinginan paling purna tuk punya pasif income kelak di akhirat nanti. Biarkan income pahala itu mengalir terus kepada kita meskipun raga ini sudah dimakan ratusan atau bahkan ribuan ulat tanah.

Bung! Lihat jam tanganmu. Sekarang jam berapa? Tanggal berapa? Bulan apa? Tahun berapa? ... sudah kau lakukan? Inalilahi...kau pasti terperanjat bukan! Teryata kau sudah memakan waktu dengan tanpa sadar melewatkan begitu saja bukan?
Bung! Jangan kau pejamkan mata, tatap matahari, sebentar lagi ia bakal menggelinding ditelan bumi. Nah, itulah kejadian tiap hari yang bakal kau temui, matahari terus akan berputar sampai dengan tiba masanya tuk tidak berputar.

Saatnya sekarang tuk memilih. Memilih tuk tidak memilih atau memilih dengan kesadaran purna. Ambil kertas atau sahut laptop yang ada disampingmu, biarkan jari ini menuturkan kisah kehidupanmu lewat tulisan. Dan, ia bakal mengabadikan jejak kehidupanmu. Kelak, anak cucu, karib, kerabat, umat manusia bakal menjumpaimu dengan artefak tulisanmu yang terserak dimana-mana, sepanjang masa. Kau pun bakal tercatat dalam sejarah, bahwa kau punya rekam jejak kehidupan yang bisa ditelusur dengan sebuah bukti, yakni sebuah tulisan.

Bung, apakah kau puas hanya sekadar menulis kisahmu? Kisahmu saja? Bergunakah? Apakah kau tak punya keinginan yang lebih bijak? Membuat sebuah maha karya tulisan yang mampu menggerakan umat manusia untuk berbuat kebaikan. Membuat manusia menitikan air mata, lantas taubat nasuha. Membuat manusia yang tersesat kembali ke jalan yang lurus dan terang benderang? Bung! Jika kau mau, kau sanggup tuk membuatnya. Bukankah Hasan Al Bana, Imam Al Ghozali, Imam Hanafi, Imam Hambali, Imam Maliki, Imam Syafi`i dan imam-imam lainnya juga manusia. Ia sepertimu, manusia yang diberikan waktu 24 jam dalam sehari, tak ada bedanya bukan? Kini, kau tak bisa mengelak dengan kata`Kesibukan`. Toh mereka yang mengeluarkan masterpiece karya juga punya jatah waktu yang sama bukan?

Kini, hamparan pilihan itu dihadapan kau, tinggal memilih, menulis tuk mengabadikan jejak kehidupan dan membuat pasif income di akhirat kelak, atau kau justru duduk termangu dengan tulisan ini, dan berkata, ”Benar ya tulisan ini! Kita harus membuat pasif income tuk akhirat kelak dengan sebuah tulisan” dan kau pun melipat tulisan di majalah ini, kemudian membuangnya ke tong sampah tanpa melakukan apa yang barusan kau ucap. Begitu?

Selasa, 02 Februari 2010

Emak Ingin Naik Haji Tahun 2012?





Masyarakat yang Haus Hiburan
Bangsa ini adalah bangsa yang besar, kekayaan alamnya melimpah, jumlah penduduknya pun juga peringkat lima besar. Tak hanya itu saja bangsa ini di kenal, namun juga dikenal dengan negeri seribu bencana. Tanah longsor, banjir, lumpur, gunung meletus, angin topan, jebolnya tanggul dan lain-lain. Seakan bangsa ini selalu disuguhi akan bencana yang datang silih berganti.
Melihat fonemona ini, pantaslah jika masyarakatnya haus akan hiburan. Mereka ingin menghilangkan penat dan duka yang merundung hidupnya. Lihat saja berbagai bentuk hiburan yang bertebaran di seantero negeri ini, mulai dari yang berwujud cafe, gedung teatre, mall, taman, gedung bioskop hinga televisi. Kita akan mencoba lebih spesifik mengulas hiburan yang murah dan mudah diakses oleh masyarakat negeri ini, yaitu film.
Di bulan november, jagad perfilman di Indonesia heboh dengan munculnya dua film yang hampir berbarengan, yakni ”Emak Ingin Naik Haji” dan ”2012”. Dua film yang sangat berbeda, film ”Emak Ingin Naik Haji” dibuat dengan sederhana, tetapi syarat akan muatan religius yang tinggi. Sedangkan film ”2012” digarap dengan effect yang sangat canggih, namun ada nilai di dalamnya yang dapat memporak-porandakan akidah umat muslim.

Emak Ingin Naik Haji

Film ”Emak Ingin Naik Haji” ini berkisah tentang emak yang ingin naik haji. Di umur yang ke 61 tahun, ia hanya mampu mengumpulkan lima juta, sedangkan biaya untuk naik haji membutuhkan dana Rp 30 juta.
Kalau lima tahun bisa menabung Rp 5 juta, berarti butuh sekitar 25 tahun lagi agar uang emak cukup. Jika di hitung, maka di umur 86 tahun Emak baru bisa berangkat naik haji, itu pun kalau masih berumur panjang.
Emak adalah janda yang ditinggal mati suami dan anak sulungnya, berhasrat besar pergi beribadah haji. Kondisi ekonomi yang hanya bergantung pada penghasilan membuat kue apem dan pekerjaan Zen yang menjual lukisan keliling, membuat impian itu jauh dari kenyataan. Namun, emak terus gigih menabung seperak demi seperak.
Tak jauh dari gubuknya yang reot, berdiri megah rumah saudagar kapal haji Sa'un (Didi Petet). Mereka sekeluarga berencana Umroh untuk keenam kalinya. Tiap kepergian mereka, sebelumnya diadakan selamatan mewah mengundang para tetangga. Tiap itu pula emak kecipratan order bikin kue apem.
Kisah yang lainnya, tentang naik haji juga, ada Pak Joko, seorang pengusaha yang berambisi menjadi wali kota. Untuk meraih simpati penduduk, ia membutuhkan titel haji di depan namanya.
Dalam film ini akan disuguhkan tiga perbandingan perihal motivasi masing-masing orang pergi ke Tanah Suci. Keluarga saudagar yang melaksanakan haji sebagai rutinitas, emak yang sungguh rindu Rumah Allah, dan si pengusaha yang cuma butuh gelar.

Film 2012

Film 2012 ini diangkat berdasarkan kepercayaan atau ramalan suku Maya. Mereka percaya bahwa pada tahun tersebut akan terjadi kiamat. Bagi umat Islam, ini adalah sebuah kepercayaan yang sangat berbahaya, karena ini berurusan dengan aqidah. Umat Muslim meyakini betul bahwa datangnya hari kiamat tidak bisa ditebak, diramal, diprediksi atau pun dihitung secara mati-matis, meskipun Allah memberikan petunjuk-petunjuk akan datangnya hari kiamat.
Di pihak lain, sesepuh bangsa Maya modern di Guatemala dan Meksiko juga menyatakan prediksi kiamat itu ngawur. Dinilai, kiamat 2012 sengaja diciptakan untuk tujuan komersial bangsa barat dengan mengeksploitasi kebudayaan Maya. Seperti dilansir Telegraph dan dikutip detikINET.

Agenda yang Tersembunyi
Ada sesuatu dibalik film 2012. Yah, kekuatan kapitalisme yang nota benenya adalah negara barat, kini mau runtuh, mereka harus bersaing ketat dengan raksasa ekonomi baru, Cina. Mereka mungkin deg-degan dengan kondisi tersebut. Untuk itu, mereka mencoba membuat sesuatu yang dapat membangkitkan kekuatan ekonomi mereka. Yakni melalui sebuah film yang dapat mengeruk pundi-pundi duit dari negara penonton. Disamping itu, mereka ingin mengukuhkan dan mengekspansi budaya kapitalisme melalui film.
Yang paling gawat adalah upaya ekspansi terhadap aqidah umat muslim, mereka dipaksa untuk secara tidak langsung mengamini bahwa kiamat akan datang pada tahun 2012 dan mempercayai gambaran visual bagaimana kiamat itu terjadi di muka bumi ini.
Tak hanya itu, ada pihak-pihak tertentu yang mengambil kesempatan pada momen ini, pihak media yang tidak bersahabat dengan kaum muslim mencoba membenturkan padangan ulama dengan masyarakat, ini sudah terjadi beberapa kali, masyarakat digiring agar mulai tidak menghormati pandangan atau fatwa para ulama. Bahkan mencela para ulama.
Berkaca dari kasus terbut, umat ini harus jeli jika ada isu yang dilemparkan oleh kalangan tertentu. Yah, semoga umat ini makin cerdas. Dan penulis turut berdoa, semoga Emak bisa naik haji di tahun 2012. Semoga....(Aries Adenata/diambil dari berbagai sumber)

Dimuat di majalah Gizone edisi 9

Benarkah Tampan Sama Dengan Bertubuh Atletis?





Apa yang ada dalam benak Gizolista ketika mendengar kata `Tampan`? Lelaki bertubuh kekar, otot-ototnya bertonjolan keluar, gede bodynya alias bertubuh atletis. Yah, kalau dalam benak Gizolista juga berpikiran kayak gitu. Ccccc....istighfar dulu. Loh, kok pakai istighfar? Iya dong, berarti nggak ghodzul bashor ya? Hehe....yupz, gizolista, kita luruskan pandangan kita. Tampan itu yang bagaimana sih. Apakah kudu bertubuh atletis, ototnya bertonjolan keluar atau tampan itu yang bagaimana?
Tubuh Ideal
Kalau bicara tentang bentuk tubuh, yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah tubuh ideal itu yang bagaimana dan bagaimana mencapai tubuh ideal itu. Menurut spesialis gizi klinis dari Universitas Indonesia, dr Fiastuti Witjaksono, MSc, SpGK (dikutip dari Tempo Interaktif), untuk membentuk tubuh ideal, sesorang membutuhkan nutrisi, khususnya untuk lelaki dewasa. "Secara umum lelaki dewasa butuh 2.000-3.000 kalori setiap harinya,". Menurut dia, rumus makan bisa disederhanakan menjadi tiga kali makanan utama dan dua kali makanan kecil untuk setiap harinya. Perlu diingat juga, "Waktu makan tidak boleh dilewati."
Namun, untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisi, kata dokter Fiastuti ini sangat bergantung pada aktivitas dan berat badan. Seseorang tidak mungkin memperoleh tubuh ideal dalam hitungan hari atau minggu. Artinya, tetap harus melakukan perbaikan pola makan secara bertahap dan teratur. Misalnya, jika berat badan berlebihan, jumlah makanan harus dikurangi. "Bisa dengan mengurangi asupan karbohidrat dan lemaknya." Namun, patut dicamkan, mengurangi jumlah makan tidak berarti secara drastis akan membuat berat badan merosot. Penurunan berat badan yang aman, kata Fiastuti, pada kisaran 2 hingga 5 kilogram per bulan. Tubuh memiliki mekanisme sebagai indikasi keseimbangan nutrisi dalam tubuh. Jika asupan gizi yang masuk cuma sedikit, metabolisme tubuh akan turun.
Ditambahkan lagi oleh Kepala Pusat Divisi Penelitian Susana STP, PD.Eng (Dikutip dari Tempo Interaktif), ”Gaya hidup perkotaan memicu terjadinya fenomena thin outside, fat inside. Walaupun bentuk tubuhnya terlihat ideal, bahkan kurus, kadar lemak dalam tubuhya lebih dari normal. "Sebab itu, perlu diperhatikan tiga aspek penting untuk memiliki tubuh yang sehat, yaitu konsumsi makanan seimbang, olahraga teratur, serta istirahat cukup."
Artinya, tubuh ideal adalah tubuh yang proposional yang berdasarkan pola makan seimbang, olahraga teratur, serta istirhat cukup.
Sifat yang Ideal
Nah, Gizolista ketika kita berbicara tentang tampan yang identik dengan tubuh yang ideal, tentunya kita juga tidak bisa mengenyampingkan bahwa tampan itu tidak saja dipandang dari bentuk tubuh melainkan juga perangai atau sifatnya.
Lalu, sifat yang ideal itu yang bagaimana. Ada sepuluh profil atau ciri khas yang harus lekat pada pribadi muslim yang ideal. Pertama Salimul Aqidah. Yaitu aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semua bagi Allah Tuhan semesta alam (QS 6:162).
Kedua Shahihul Ibadah. Yaitu ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah Rasul Saw yang penting, dalam satu haditsnya; beliau menyatakan, “Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat”. Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul Saw yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.
Ketiga Matinul Khuluq. Yaitu akhlak yang kokoh (matinul khuluq) atau akhlak yang mulia merupakan sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. Karena begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka Rasulullah Saw ditutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah di dalam Al-Qur’an, Allah berfirman yang artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung (QS 68:4).
Keempat Qowiyyul Jismi. Yaitu kekuatan jasmani (qowiyyul jismi) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat atau kuat, apalagi perang di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya. Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Mu’min yang kuat lebih aku cintai daripada mu’min yang lemah (HR. Muslim).
Kelima Mutsaqqoful Fikri. Yaitu intelek dalam berpikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang penting. Seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas. Oleh karena itu Allah mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan intelektualitas seseorang sebagaimana firman-Nya yang artinya: Katakanlah: “samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?”, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (QS 39:9).
Keenam Mujahadatul Linafsihi. Yaitu berjuang melawan hawa nafsu (mujahadatul linafsihi) merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim, karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Oleh karena itu hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran islam) (HR. Hakim).
Ketujuh Harishun Ala Waqtihi. Yaitu pandai menjaga waktu (harishun ala waqtihi) merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu itu sendiri mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah Swt banyak bersumpah di dalam Al-Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan sebagainya. Nabi Saw juga menyinggung memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.
Kedelapan Munazhzhamun fi Syuunihi. Yaitu teratur dalam suatu urusan (munzhzhamun fi syuunihi) termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Qur’an maupun sunnah. Oleh karena, itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya.
Kesembilan Qodirun Alal Kasbi. Yaitu memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan mandiri (qodirun alal kasbi) merupakan ciri lain yang harus ada pada seorang muslim. Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik, agar dengan keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah Swt, karena rizki yang telah Allah sediakan harus diambil dan mengambilnya memerlukan skill atau ketrampilan.
Kesepuluh Nafi’un Lighoirihi. Yaitu bermanfaat bagi orang lain (nafi’un lighoirihi) merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berpikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dalam hal-hal tertentu sehingga jangan sampai seorang muslim itu tidak bisa mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya. Rasulullah saw bersabda yang artinya: sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Qudhy dari Jabir).
So, Gizoliosta, tampan adalah sesorang yang memiliki sifat yang baik dan tubuh yang sehat!

Aries Adenata

Dimuat di majlah Gizone edisi 10

Pencarian Jodoh “Take Me Out”, Pantaskah?





Siapa yang sering nonton “Tak Me Out”, hayo semua pada ngaku? Lah, kok semuanya pada tunjuk jari. Waduh, waduh...bangsa ini mau jadi apa kalau tontonannya hanya acara yang begituan saja.
Gizoners, sekarang lagi musimnya ajang reality show, semua stasiun televisi berlomba-lomba menayangkan acara yang berbau reality show, termasuk Take Me Out yang konon menjadi adalah salah satu televisi swasta tersebut. Tapi, sebagai seorang penonton yang baik, kita harus pilih-pilih acara, sukur-sukur kita mengkritisi acara tersebut jika acara tersebut tidak layak untuk ditayangkan.
Take Me Out vs Take Him Out
Acara TMO (Take Me Out) dan THO (Take Him Out) dipandu oleh seorang presenter, yakni Coky Sitohang . TMO tayang setiap Sabtu pukul 18.00 dan THO tayang setiap Minggu pukul 18.00. Pada setiap episode TMO maupun THO, penyelenggara menghadirkan tujuh lelaki atau perempuan lajang untuk dipilih oleh 30 peserta yang berdiri di belakang podium.Kalau THO, yang memilih adalah 30 pria dan yang dipilih adalah si wanita single. Kalau TMO, yang memilih pria-pria single yang dihadirkan di depan panggung adalah para wanita.
Acara Jiplakan
Gizoners, negara kita selain dikenal sebagai negara yang tingkat korupsinya cukup tinggi, ternyata kita juga dikenal juga dengan penjiplak acara televisi luar. Waduh, kenapa label yang buruk-buruk selalu menempel pada negara kita, ya! Kenapa tidak label yang positif saja yang nangkring di negara kita.
Banyak acara televisi kita yang menjiplak habis acara televisi luar, termasuk Take Me Out, acara ini telah ditayangkan di beberapa negara Eropa, yakni Spanyol, Netherland, Denmark dan UK. Kini, acara tersebut ditayangkan di Indonesia dengan pemegang lisensi adalah FremantleMedia.
Wah Gizoners, apakah kalain bangga jika acara televisi kita dipenuhi dengan acara jiplakan? Yah, kok nggak kreatif, ya, insan pertelevisian kita, seharusnya kita mampu membuat format acara yang menunjukan kelokalan kita, acara yang menunjukan identitas bangsa kita, bukan malahan meniru budaya mereka yang tidak sesuai dengan budaya kita.


Biro Jodoh yang Mengeksploitasi Fisik

Jika Gizoners sudah pernah melihat acara Take Me Out, maka kalian akan merasa jengah melihat acara tersebut, bagaimana tidak jengah? Acara tersebut dipenuhi dengan sebuah ekplotasi fisik, lebih-lebih eklpoitasi fisik perempuan, diacara tersebut para wanita menggunakan busana yang bagian bawah dan atas terbuka lebar.
Mereka sebenarnya sadar nggak, ya? Tubuh mereka dipamerkan seluruh pelosok negeri, berjuta-juta mata menatap mereka. Siapa yang bakal menikmati dari hasil ekplotasi fisik tersebut, yah, sang pemilik televisi akan senang karena semakin banyak yang menonton acara tersebut, semakin peluang besar iklan akan berebut tampil di acara tersebut, dan pundi-pundi rupiah pun akan mengalir ke kantong mereka. Kenapa itu bisa terjadi? Karena para perempuan itu tidak sadar bahwa fisik merekalah yang dimanfaatkan pada acara tersebut. Tapi, tak bijak juga yang dipersalahkan hanya mereka saja, para penonton yang memberikan animo besar pada acara-acara yang sejenis itu atau yang mengumbar aurat juga turut andil terhadap kondisi pertelevisian yang makin tak pantas.
Siapa yang Berhak Menjodohkan?
Siapa sih yang berhak menjodohkan anaknya? Dalam Islam Ayah lebih bertanggung jawab dalam memilihkan calon suami untuk perempuannya dengan memilih laki-laki yang shalih. Abu Nu’im mentakhrij di dalam al-Hilyah, 1/215, dari Tsabit al-Banaty, dia berkata: “Yazid bin Mu’awiyah menyampaikan lamaran kepada Abu Darda’ untuk menikahi putrinya. Namun Abu Darda’ menolak lamarannya itu. Seseorang yang biasa bersama Yazid berkata, ‘Semoga Allah memberikan kemaslahatan kepa¬damu. Apakah engkau berkenan jika aku yang menikahi putri Abu Darda’?” Yazid menjawab, “Celaka engkau. Itu adalah sesuatu yang amat mengherankan.” Temannya berkata, “Perkenan¬kan aku untuk menikahinya, semoga Allah mem¬berikan kemaslahatan kepadamu.” Terse¬rahlah,” jawab Yazid. Ketika Abu Darda’ benar-benar menikahkan putrinya dengan temannya Yazid itu, maka tersiar komentar yang miring, bahwa Yazid menyampaikan lamaran kepada Abu Darda’, tapi lamarannya ditolak. Tapi ketika ada orang lain dari golongan orang-orang yang lemah, justru Abu Darda’ menerima dan menikahkan¬nya. Lalu Abu Darda’ berkata,”Aku melihat seperti apa kurasakan di dalam hatiku. Jika ada dua pelamar, maka aku memeriksa rumah-rumah yang dilihatnya bisa menjadi tumpuan agamanya.”
Bahkan dalam Islam, seorang ayah yang memiliki anak perempuan yang dididik dengan Islam hingga menikahkannya dengan lelaki shalih, insya Allah jaminannya surga. Rasulullah saw. bersabda (yang artinya): “Rasulullah saw. bersabda, “Tiada seorang muslim yang memiliki tiga anak perempuan kemudian dia memberi nafkah sampai keduanya menikah atau meninggal dunia kecuali keduanya menjadi dinding baginya dari api neraka.” Seorang perempuan bertanya,”Apakah dua anak juga?” Rasul menjawab, “Atau dua anak perempuan.” (HR Thabrani)
Biro Jodoh Dalam Islam
Perjodohan dalam Islam? Wuah, ada nggak, ya! Biro jodoh adalah sebuah ikhtiar untuk masuk ke jenjang pernikahan, dalam Islam adalah sesuatu yang boleh. Tapi, ada syarat dan ketentuan yang berlaku.
Rasulullah saw. memberikan petnujuk dalam memilih pasangan: “Wanita itu dinikahi karena empat perkara; (1) karena hartanya, (2) karena kebaikan keturunan atau kedudukannya, (3) karena kecantikannya, dan (4) karena afamanya. Maka beruntunglah engkau yang memilih wanita yang beragama, karena dengan demikian itu engkau akan berbahagia” (HR Bukhari dan Muslim)
Dalam hadis yang lain, Rasulullah saw. bersabda (yang artinya): “Janganlah kamu menikahi wanita kaeena kecantikannya, mungkin kecantikannya itu akan menyebabkan dia sesat (membinasakannya); dan janganlah kamu menikahi wanita karena harta bendanya, mungkin hartanya itu menyebabkan ia sombong (sesat). Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, Demi Allah, perempuan budak yang hitam legam itu lebih utama apabila ia beragama (Islam)” (HR Ibnu Majah)
Berdasar syarat dan ketentuan yang berlaku tersebut, maka biro jodoh hendaklah tidak mengklpoitasi fisik untuk diumbar, apalagi diperntontonkan di khalayak umum. So, biro jodoh yang mengekploitasi fisik, pantaskah?(Aries Adenata/diambil dari berbagai sumber)

Dimuat di majalah Gizone edisi 11

Tawuran





Tawuran? Darah, babak belur, patah tulang, korban berjatuhan wuis...semuanya serba serem! Ciah...emang nggak ada yang lain? Misal, bunga mawar, melati. Upz...itu bukan tawuran, tapi taburan bunga hehe....
Data-data Tawuran
Gizolista, tahu nggak jumlah kasus tawuran yang berlangsung di negeri ini katulistiwa ini? Tahuuu....(suara dari pojok). Yah berapa? Emm...(sambil garuk-garuk kepala). Ciah...nggak tahu, kan? Neh, saya kasih gratis buat Gizolista...
Jakarta, tahun 1992 tercatat 157 kasus perkelahian pelajar. Tahun 1994 meningkat menjadi 183 kasus dengan menewaskan 10 pelajar. Tahun 1995 terdapat 194 kasus dengan korban meninggal 13 pelajar dan 2 anggota masyarakat lain. Tahun 1998 ada 230 kasus yang menewaskan 15 pelajar serta 2 anggota Polri. Dan tahun berikutnya korban meningkat dengan 37 korban tewas. (Bimmas Polri Metro Jaya).
Pada tahun 1999 hingga Maret 2000 tercatat 26 pelajar tewas, 56 luka berat, dan 109 luka ringan. Dan, pelaku yang terlibat dalam tawuran tersebut sebanyak 1.369 orang, sekitar 0,08% dari siswa di Jakarta yang berjumlah 1.685.084 (Galamedia, 9/3/00).
Tahun 2008, Terjadi tawuran di pelataran perkuliahan tepat di depan perpustakaan kampus Unhas Tamalanrea, pada Selasa (26/2). Tawuran ini melibatkan mahasiswa fakultas teknik melawan fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, fakultas ilmu ilmu budaya, dan ekonomi. Sedikitnya 11 orang mengalami luka-luka, baik dari pihak mahasiswa, staf maupun petugas pengamanan kampus. (Tempointeraktif.com, 05/03/08)
November, 2008, tercatat tawuran antarmahasiswa Universitas 45 Makassar sudah terjadi tiga kali. Pertama, terjadi pada 3 November lalu yang dipicu ketersinggungan antarmahasiswa. Akibatnya, 2 mahasiswa terluka dan 3 mahasiswa Fakultas Teknik (FT) dipecat. Buntutnya, pada 6 November, temen-temen mahasiswa FT ngegelar unjuk rasa di pintu gerbang kampus sebagai protes atas pemecatan kawan mereka. Pada saat yang sama, beberapa mahasiswa Fakultas Hukum yang akan mengikuti mid test otomatis terhalang oleh mahasiswa teknik yang sedang aksi. Hal ini yang kemudian memicu tawuran terjadi antardua fakultas ini. (Tempointeraktif.com, 19/11/08)
Ccckk…Gizolista pasti akan geleng-geleng kepala jika membaca data diatas. Wuah, ternyata tawuran di Negara kita sudah sangat kronis. Dan yang membuat kita heran, tawuran atau kekerasan tersebut sebagian besar pelakunya adalah anak muda.
Faktor Penyebab Tawuran
Nah, apa sih faktor penyebab tawuran? Mau tahu? Eitss....bacanya yang serius, ya! Jangan sambil tiduran, ntar bablas ke negeri impian hehe.... Gizolista ada beberapa faktor penyebab tawuran:
Faktor pertama adalah faktor internal. Remaja yang terlibat perkelahian biasanya kurang mampu melakukan adaptasi pada situasi lingkungan yang kompleks. Kompleks di sini adalah keanekaragaman pandangan, budaya, tingkat ekonomi, dan semua rangsang dari lingkungan yang makin lama makin beragam dan banyak. Situasi ini biasanya menimbulkan tekanan pada setiap orang.
Faktor kedua adalah faktor keluarga. Rumah tangga yang dipenuhi kekerasan (sesama anggota keluarga) jelas berdampak pada anak. Anak, ketika beranjak dewasa, mereka akan menganggap bahwa kekerasan adalah bagian dari dirinya, sehingga wajar kalau ia melakukan kekerasan pula.
Faktor ketiga adalah faktor sekolah. Sekolah yang di dalamnya ada peran guru yang sangat penting. Akan tetapi, guru disini lebih memaikan peran sebagai penghukum dan pelaksana aturan, serta sebagai tokoh otoriter yang sebenarnya juga menggunakan cara kekerasan (walau dalam bentuk berbeda) dalam “mendidik” siswanya.
Faktor keempat adalah faktor lingkungan. Lingkungan dimana para remaja bergaul akan menjadi faktor munculnya perkelahian. Misalnya lingkungan yang berperilaku buruk (narkoba, intimidasi, dll). Lingkungan yang buruk tersebut akan menjadi contoh mereka untuk berperilaku destruktif
Lelaki dan Tawuran
Nah, Gizolista pasti melihat kenapa yang tawuran atau kekerasan itu mayoritas adalah kaum lelaki? Kenapa tidak kaum perempuan? Huah, nggak lucu dong kalau yang tawuran itu adalah kaum perempuan.
Foucault, seorang psikolog sosial, menyatakan bahwa kekerasan adalah buah dari simbolisasi perlawanan akan bentukan emosi yang menekan manusia secara eksistensial. Disisi yang lain, Eric Fromm menyatakan bahwa kekerasan adalah wujud dari ketakutan dan keterancaman.
Dari dua pendapat diatas, kita bisa memahami mengapa pelajar melakukan kekerasan. Sebagai manusia remaja, pelajar, dalam pengalaman keseharian mereka, merasakan didekte orang yang lebih dewasa (orang tua, guru dan sekolah itu sendiri) melalui aturan-aturan normative yang mengekang kebebasan mereka. Mereka lebih sering dituntut untuk memahami segala bentuk tatanan yang sifatnya baru bagi mereka daripada diberikan kebebasan untuk berpikir kritis atas tatanan-tatanan tersebut. Mereka merasakan tidak terlalu diakui sebagai selayaknya manusia yang setara. Mereka adalah gudang kesalahan yang setiap hari selalu diposisikan sebagai sosok yang tidak pernah benar di mata orang dewasa.
Nah, biasanya yang lebih reaktif dan ekpresif adalah kaum adam, kaum adam yang notabanenya punya kekuatan lebih(dalam hal otot)dibandingkan dengan kaum hawa, mereka akan melampiaskan dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah tawuran itu.
Menyalurkan Ekspresi
Gizolista, tawuran bukanlah sebuah solusi, ajang pelampiasan, pencarian sebuah identitas, dan bentuk ekpresi yang baik. Tawuran adalah sebuah kelakuan yang melanggar hukum atau kriminal. So, Gizolista banyak bentuk ekpresi atau ajang pelampiasan yang lebih berguna bagi kita. Misalnya, jika ingin adu jotos yang sehat, ikutlah olahraga tinju di sasana yang resmi, gabung di pencak silat. Jika ingin balapan motor, ikut jang kompetisi yang resmi, sekaranmg banyak diadakan kompetesi balap motor yang resmi, bahkan hadiahnya gede, daripada ikut balap motor gelap, yang harus menaruhkan nyawa dan harus berurusan dengan kepolisian. Jika punya rasa seni yang tinggi dan ingin memuntahkan, banyak komunitas seni dan sastra yang membuka peluang untuk anggota baru masuk. So, hari gini masih tawuran? Secara gitu....(Aries Adenata/diambil dari berbagai sumber)

Dimuat di majalah Gizone edisi 11