Sabtu, 25 Januari 2014

Catatan Abi Muda #08: Si Kecil Berantem dengan Anak Tetangga



 Saya sering menghadapi si kecil menangis hebat sepulang dari bermain bersama temannya, kadang juga pulang dengan keadaan ekspresi kesal dan marah. Tangis atau marah si kecil ternyata karena berantem dengan teman sepermainnya. Tentu abi/umi juga pernah mengalami hal yang sama bukan?
 


Ada sebagian orang justru larut dalam kondisi tersebut, tak jarang orang tua ikut nglabrak teman sepermainannya karena telah mengganggu anaknya (entah yang salah sebenarnya siapa), bahkan jadi ikut memulai pertengekaran baru dengan orang tua anak teman permainnya
Butuh sebuah kearifan bagi kita sebagai orang tua untuk menghadapi situasi si kecil ketika sedang bemian. Karena kondisi mereka sangat labil, kadang ada tawa meledak, tangis yang mengharu, kejar-kejaran, berantem dalam permainan si kecil. Seharusnya yang dilakukan orang tua bukan ikut berantem, tetapi membiarkan alami apa yang mereka alami sendiri, biarkan mereka menemukan jalan untuk menyelesaikan sendiri. Toh, lima menit berantem, pasti lima menit berikutnya mereka sudah tertawa bersama.
Selain membiarkan secara alami, ada hal yang perlu kita lakukan, yakni menyiapkan si kecil dengan bekal wejangan dan contoh untuk berperilaku baik dan suka memberi maaf agar tidak terjadi insiden, meskipun bukan jaminan, namun akan meminimalisir. Selain itu, perlunya membangun komunikasi yang baik dengan orang tua sepermainan mereka untuk memahami bahwa sewaktu-waktu bakal terjadi peperangan diantara si kecil, jadi ketika itu terjadi orang tua kedua belah pihak sudah menyadarinya, sehingga tidak larut untuk ikut berantem, tetapi justru memberi jalan untuk si kecil saling mencipta islah.
Ketika lingkungan itu terbentuk, perkelahian itu tidak akan lagi menjadi sebuah masalah. Justru ia akan menjadi perekat hubungan si kecil dan orang tua kedua belah pihak. Indah bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar