Rabu, 22 Januari 2014

Catatan Abi Muda #06: Nak, bermimpilah!





Mimpi adalah kunci
untuk kita menaklukkan dunia
berlarilah tanpa lelah
sampai engkau meraihnya... 

            Abi-umi, pernah mendengar lagi ini bukan? Ya, begitu dahsyatnya mimpi, ia mampu menggerakan seluruh sel saraf dalam otak dan tubuh kita, untuk dijelmakan menjadi nyata. Lantas, bagaimana dengan mimpi si kecil kita?

Saya teringat kisah teman saya. Suatu saat, dia pergi keluar rumah dengan naik bus umum. (mereka adalah keluarga yang cukup mapan, jarang sekali menggunakan bus umum, lebih sering menggunakan kendaraan pribadi) Di dalam bus tersebut ada seorang kondektur yang sedang menarik karcis atau bayaran. Nah, otak si kecil anak teman saya tentu akan merekamnya, kemudian masuk k delam otak bawah sadarnya. Pada malam harinya, teman saya menanyakan kepada anaknya. “Nak, besok kalau sudah besra mau jadi apa?” Apa jawab si kecil? “Aku mau jadi kondektur bus, agar dapat uang banyak”. Teman saya langsung kaget mendengar jawaban si kecil. Ia tidak bisa berkata apapun. Seolah ingin membelokan arah mimpi anak saat itu juga, namun ia tak kuasa.
Tentu si anak tahunya karena pengalaman naik bus, sehingga melihat kondektur tersebut dapat uang dari menarik karcis atau bayaran dari penumpang.Bagaimana ketika kejadian itu menimpa abi/umi muda? Tentu bingung juga bukan? Teman saya yang mengalami hal tersebut lantas tidak gusar, juga tidak menghadang mimpi tersebut, kemudian ia mengambil langkah untuk memberi ruang pada mimpi si kecil tersebut. Karena dengan itu, anak akan menciptakan imajinasinya sendiri tentang profesi kondektur. Tapi disisi lain, teman saya juga mencipta jalan dan menggambarkan ruang mimpi yang lain dengan cara sharing dan bercerita kepada gurunya, juga memberikan gambaran tentang profesi lainnya, tak hanya itu ia juga membelikan banyak buku tentang profesi-profesi lainnya. Karena sejatinya semua profesi itu baik.
Lambat laut, teman saya menuai hasil. Suatu hari, ia bertanya lagi kepada anaknya. “Nak, besok kalau sudah besar mau jadi apa?” Tanya teman saya. Kemudian si kecil menjawab dengan bangga. “Umi, besok kalau besar aku mau menjadi astronot, biar bisa pergi ke bulan” Daaar…anak suatu yang menggemberikan meledak dalam hati teman saya. Akhirnya, anaknya bisa melihat profesi lainnya, juga punya mimpi yang datang dari dirinya sendiri, bukan dari apa yang ia inginkan. Mari abi/umi, kita menyemai benih pada si kecil, biarkan ia memecahkan telur mimpinya sendiri, agar kelak ia menemukan dunia yang betul-betul diinginkan. Nak, bermimpilah!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar