Senin, 27 Januari 2014

Catatan Abi Muda# 08: Berbagilah Maka Kau Bahagialah



 Bagi anak kecil, punya makanan adalah sesuatu yang menyenangkan, apalagi jika puya mainan baru, walhasil anak akan lompat kegirangan dengan mainan barunya tersebut. Bahkan, sampai tidurpun, kadang mainan itu bakal ia peluk agar tak lepas dari genggamannya.
Nah, yang jadi persoalan adalah ketika anak kecil punya makanan atau mainan baru, ia tidak mau berbagi dengan temannya atau saudaranya. Saya pun pernah mengalami, bagaimana si kecil tidak mau berbagi dengan adiknya dan temannya ketika punya makanan dan mainan baru. Kadang ada tangis yang pecah ketika  adik atau temanya meminta untuk berbagi mainan, karena tidak mau meminjamkannya.

Tentu, kebiasan ini tidak baik kedepannya, karena penanaman karakter sejak kecil sangatlah penting. Jika sedari kecil sudah tidak mau berbagi, maka otak bawah sadarnya akan merekam hingga mengakumulasi hingga dewasa.

Untuk mensiasati hal tersebut, saya mencoba untuk berusaha dan menanamkan karakter pada si kecil. Ada beberapa hal yang bisa abi/umi lakukan. Pertama, menjelaskan dengan perlahan apa itu berbagi dan bagaimana bahagianya ketika bisa berbagi, karena dengan berbagi semua orang disekelilingnya akan bahagia dan ceria, termasuk si kecil yang berbagi, karena akan timbul kebahagian. Kedua, saya mencoba untuk memberi contoh secara nyata bagaimana berbagi itu. Sesekali jika saya punya makanan, saya akan membagikan makanan tersebut kepada adik dan teman-temannya yang main bersama si kecil. Ketiga, saya mencoba upaya persuasif, yakni merajuk si kecil untuk berbagi dengan temanya. Meski tidak serta merta itu langsung bisa berhasil namun semua upaya menanamkan sebuah karakter adalah sebuah proses. Bukan sulap bim salabib yang serta merta langsung jadi.
Mari, abi/umi, menanamkan karakter sejak dini itu penting.  Karena karakter itu butuh proses, jika mengajarkan ilmu calistung cukup waktu sebentar, penanaman karakter itu sepanjang hayat. Satu karakter yang perlu kita benamkan adalah, berbagilah, maka kau bahagialah, nak!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar