Bagi
anak kecil, punya makanan adalah sesuatu yang menyenangkan, apalagi jika puya
mainan baru, walhasil anak akan lompat kegirangan dengan mainan barunya
tersebut. Bahkan, sampai tidurpun, kadang mainan itu bakal ia peluk agar tak
lepas dari genggamannya.
Nah,
yang jadi persoalan adalah ketika anak kecil punya makanan atau mainan baru, ia
tidak mau berbagi dengan temannya atau saudaranya. Saya pun pernah mengalami,
bagaimana si kecil tidak mau berbagi dengan adiknya dan temannya ketika punya
makanan dan mainan baru. Kadang ada tangis yang pecah ketika adik atau temanya meminta untuk berbagi
mainan, karena tidak mau meminjamkannya.
Tentu,
kebiasan ini tidak baik kedepannya, karena penanaman karakter sejak kecil
sangatlah penting. Jika sedari kecil sudah tidak mau berbagi, maka otak bawah sadarnya
akan merekam hingga mengakumulasi hingga dewasa.
Untuk
mensiasati hal tersebut, saya mencoba untuk berusaha dan menanamkan karakter pada
si kecil. Ada beberapa hal yang bisa abi/umi lakukan. Pertama, menjelaskan dengan
perlahan apa itu berbagi dan bagaimana bahagianya ketika bisa berbagi, karena
dengan berbagi semua orang disekelilingnya akan bahagia dan ceria, termasuk si
kecil yang berbagi, karena akan timbul kebahagian. Kedua, saya mencoba untuk
memberi contoh secara nyata bagaimana berbagi itu. Sesekali jika saya punya
makanan, saya akan membagikan makanan tersebut kepada adik dan teman-temannya
yang main bersama si kecil. Ketiga, saya mencoba upaya persuasif, yakni merajuk
si kecil untuk berbagi dengan temanya. Meski tidak serta merta itu langsung
bisa berhasil namun semua upaya menanamkan sebuah karakter adalah sebuah proses.
Bukan sulap bim salabib yang serta merta langsung jadi.
Mari,
abi/umi, menanamkan karakter sejak dini itu penting. Karena karakter itu butuh proses, jika
mengajarkan ilmu calistung cukup waktu sebentar, penanaman karakter itu sepanjang
hayat. Satu karakter yang perlu kita benamkan adalah, berbagilah, maka kau
bahagialah, nak!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar