Kamis, 13 Agustus 2015

Cermat Mengelola Keuangan Keluarga





Tak terasa kita sudah masuk tahun 2015, waktu berlalu dengan cepat, tanpa bisa kita putar kembali, yang terlewat, maka lewatlah. Di penghujung tahun 2014, kita merasakan imbas yang luar biasa dari kenaikan harga BBM, bahkan sampai sekarang masih kita rasakan, pengeluaran untuk belanja membengkak besar, sedangkan pendapat tidak naik berarti. Tentu ini menjadi beban yang harus kita selesaikan. Kita harus memutar otak untuk melewati waktu-waktu yang akan datang untuk masa depan kita dan keluarga.

Biaya pengeluaran kini semakin tinggi, tentu kita harus cermat dan bijak dalam hal pengeluaran. Bulan ini adalah waktu yang tepat kita untuk melihat keuangan kita, juga proyeksi masa depan, karena keuangan berkaitan dengan masa depan.

Check Up Keuangan

Kita mungkin sering mendengar kata check up, kata yang berhubungan dengan kesehatan bukan? Seringkali atau sebagian orang melakukan check up kesehatan untuk mengetahui kondisi kesehatan, agar ia bisa mempersiapkan diri untuk menjaga kesehatan pribadinya. Juga melakukan pengobatan jika ditemukan suatu penyakit dalam tubuhnya.

Tak hanya berlaku pada manusia, kita juga melakukan check keadaan mobil kita, bahkan membawanya ke montir untuk mengetahui keadaan mobil kita, apalagi kalau motor atau mobil kita mau kita bawa ke luar kota atau perjalanan jarak jauh, sangat penting untuk check keadaan mobil, apa yang harus diganti dan apa yang mesti diantisipasi jika terjadi sesuatu di jalan.

Nah, yang jarang atau bahkan tidak pernah kita lakukan adalah chek up keuangan kita. Padahal ini penting untuk kita lakukan karena keuangan kita akan terus berubah sesuai dengan tingkat kebutuhan kita. Check up keuangan ini penting untuk mengetahui posisi keuangan dan investasi kita. Apakah kondisi keuangan kita dalam keadaan baik, juga apakah investasi kita berjalan sesuai tujuannya. Untuk itu, kita seharusnya melakukan check up atau pemeriksaan rutin untuk keuangan dan investasi kita.

Mengelola Keuangan

Setelah kita melakukan check up keuangan, ada beberapa hal yang harus kita cermati dan bijak dalam pengelolaan keuangan keluarga kita, jika tidak, maka kondisi keuangan kita bakal jebol.

Pertama, Skala Prioritas. Jumlah pendapatan keluarga kita tentu kita sudah tahu betul. Berapa total pemasukan dari kita dan pasangan kita. Baik itu pendapatan tetap maupun pendapatan tidak tetap. Kita buat saja pendapatan rata-rata. Dari pendapatan tersebut, kita harus membuat daftar kebutuhan selama satu bulan. Setelah itu, kita harus membuat skala prioritas. Pengeluaran mana saja yang harus didahulukan. Mana yang wajib ditunaikan, mana yang bisa ditunda.

Kedua, Bertahan dari Bujuk Rayu. Seringkali kita tergoda jika kita jalan-jalan di sebuah toko, sebuah rayuan dahsyat, rayuan tersebut bernama DISKON. Jika tulisan itu terpampang, apalagi diskonnya gede, hingga di atas 50 %, kita bakal kelimpungan. Akhirnya kita membeli barang tersebut, kemudian sesampai di rumah, kita menyesalinya. Sudah terlanjur keluar, barang tidak bisa dikembalikan, apalagi uangnya. Bahasa gaulnya anak muda sekarang “sakitnya tuh disini” sambil nunjuk dompet.

Apalagi kalau jika ada tulisan dengan uang Rp. 500.000 Anda bisa membawa pulang motor baru sekarang, seraya kita diberi kemudahan. Tanpa pikir panjang kita melenggang dengan motor baru, tiga bulan kemudian debt collector datang ke rumah kita dan mengangkut motor tersebut ke atas pick up untuk ditarik kembali ke dealer. Rasa menyesal bercampur malu beraduk-aduk dalam hati kita. Sudah jatuh tertimpa tangga, mungkin itu istilah tepatnya, uang yang disetorkan untuk uang muka hilang, motorpun ditarik, ditambah malu terhadap tetangga kiri-kanan kita, apalagi menjadi pergunjingan orang satu kampung, lengkap sudah.


Ketiga, Bijak dalam Utang. Dahulu kala, jika punya utang, konon mereka malunya minta ampun. Tetapi zaman sudah berubah. Utang kini menjadi hal yang biasa, bahkan menjadi gaya hidup. Lihat saja, para eksekutif muda, bahkan kini merambah ke kalangan masyarakat biasa, yakni menjamurnya kartu kredit. Bukankah itu sama saja kesana-kemari kita membawa kartu hutang yang siap kapanpun untuk mencairkan              utang tersebut, tinggal gesek bukan?

Bukan berarti kita tidak boleh berhutang. Tetapi kita harus bijak dalam berhutang. Bijak yang bagaimana? Jika bisa, kita harus ambil hutang yang produktif, bukan hutang konsumtif. Hutang produktif adalah hutang yang akan memberikan nilai balik kepada kita. Cirinya adalah nilai aset yang dibeli dengan cara berhutang akan meningkat. Contoh, jika kita punya hutang property, maka itu dianjurkan, karena nilanya akan bertambah seiring dengan waktu. Contoh lainnya, kredit ruko atau kost-kostan. Maka, tiap bulannya kita akan mendapatkan hasil dari aset tersebut.                                                                                                                                         

Keempat, Investasi. Hal yang jarang menjadi perhatian adalah masalah investasi. Ini penting, meskipun pendapatan belum signifikan. Ada banyak produk investasi. Diantaranya saham, obligasi (surat utang), reksadana, opsi dan lain sebagainya.
Investasi tentu mengandung resiko. Salah satu cara untuk mengelola resiko investasi adalah dengan diversifikasi. Don`t put your eggs in one basket, artinya kira-kira jangan menempatkan investasi yang diibaratkan dengan telur dalam satu keranjang. Jika terjadi musibah, misalnya keranjang jatuh, seluruh telur atau investasi akan pecah. Tetapi, jika telur/investasi itu kita taruh dibeberapa keranjang, maka akan mengurangi resiko tersebut, dengan hasil berfariasi tentunya.

Nah, setelah kita mulai menerapkan cermat dalam mengelola keuangan. Pasti akan muncul pertanyaan. Tujuan mengelola keuangan untuk apa? Ya, tentu agar keadaan keuangan kita baik-baik saja. Tetapi tidak sesederhana itu. Mestinya kita punya tujuan yang lebih besar. Misalnya, kita harus bisa merencanakan masa depan kita dan anak-anak kita. Bagaimana dengan pendidikan mereka. Dimana kita akan menyekolahkannya? Di sekolah favorit? Atau yang biasa-biasa saja. Dengan tidak lupa kita harus menekankan pendidikan agama, karena di lingkungan yang semakin buruk, tanpa disiapkan sekolah yang baik dan agama yang baik, maka masa depan mereka akan terganggu. Tentu, jika kita punya planning tersebut, bukannya kita harus mengelola keuangan dengan baik bukan?

Tentu, setiap keluarga punya planning masa depan masing-masing, silahkan susun mimpi tersebut, tetapi ingat, cermatlah dalam mengelola keuangan keluarga agar mimpi itu bisa terwujud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar