Selasa, 02 Februari 2010

Pencarian Jodoh “Take Me Out”, Pantaskah?





Siapa yang sering nonton “Tak Me Out”, hayo semua pada ngaku? Lah, kok semuanya pada tunjuk jari. Waduh, waduh...bangsa ini mau jadi apa kalau tontonannya hanya acara yang begituan saja.
Gizoners, sekarang lagi musimnya ajang reality show, semua stasiun televisi berlomba-lomba menayangkan acara yang berbau reality show, termasuk Take Me Out yang konon menjadi adalah salah satu televisi swasta tersebut. Tapi, sebagai seorang penonton yang baik, kita harus pilih-pilih acara, sukur-sukur kita mengkritisi acara tersebut jika acara tersebut tidak layak untuk ditayangkan.
Take Me Out vs Take Him Out
Acara TMO (Take Me Out) dan THO (Take Him Out) dipandu oleh seorang presenter, yakni Coky Sitohang . TMO tayang setiap Sabtu pukul 18.00 dan THO tayang setiap Minggu pukul 18.00. Pada setiap episode TMO maupun THO, penyelenggara menghadirkan tujuh lelaki atau perempuan lajang untuk dipilih oleh 30 peserta yang berdiri di belakang podium.Kalau THO, yang memilih adalah 30 pria dan yang dipilih adalah si wanita single. Kalau TMO, yang memilih pria-pria single yang dihadirkan di depan panggung adalah para wanita.
Acara Jiplakan
Gizoners, negara kita selain dikenal sebagai negara yang tingkat korupsinya cukup tinggi, ternyata kita juga dikenal juga dengan penjiplak acara televisi luar. Waduh, kenapa label yang buruk-buruk selalu menempel pada negara kita, ya! Kenapa tidak label yang positif saja yang nangkring di negara kita.
Banyak acara televisi kita yang menjiplak habis acara televisi luar, termasuk Take Me Out, acara ini telah ditayangkan di beberapa negara Eropa, yakni Spanyol, Netherland, Denmark dan UK. Kini, acara tersebut ditayangkan di Indonesia dengan pemegang lisensi adalah FremantleMedia.
Wah Gizoners, apakah kalain bangga jika acara televisi kita dipenuhi dengan acara jiplakan? Yah, kok nggak kreatif, ya, insan pertelevisian kita, seharusnya kita mampu membuat format acara yang menunjukan kelokalan kita, acara yang menunjukan identitas bangsa kita, bukan malahan meniru budaya mereka yang tidak sesuai dengan budaya kita.


Biro Jodoh yang Mengeksploitasi Fisik

Jika Gizoners sudah pernah melihat acara Take Me Out, maka kalian akan merasa jengah melihat acara tersebut, bagaimana tidak jengah? Acara tersebut dipenuhi dengan sebuah ekplotasi fisik, lebih-lebih eklpoitasi fisik perempuan, diacara tersebut para wanita menggunakan busana yang bagian bawah dan atas terbuka lebar.
Mereka sebenarnya sadar nggak, ya? Tubuh mereka dipamerkan seluruh pelosok negeri, berjuta-juta mata menatap mereka. Siapa yang bakal menikmati dari hasil ekplotasi fisik tersebut, yah, sang pemilik televisi akan senang karena semakin banyak yang menonton acara tersebut, semakin peluang besar iklan akan berebut tampil di acara tersebut, dan pundi-pundi rupiah pun akan mengalir ke kantong mereka. Kenapa itu bisa terjadi? Karena para perempuan itu tidak sadar bahwa fisik merekalah yang dimanfaatkan pada acara tersebut. Tapi, tak bijak juga yang dipersalahkan hanya mereka saja, para penonton yang memberikan animo besar pada acara-acara yang sejenis itu atau yang mengumbar aurat juga turut andil terhadap kondisi pertelevisian yang makin tak pantas.
Siapa yang Berhak Menjodohkan?
Siapa sih yang berhak menjodohkan anaknya? Dalam Islam Ayah lebih bertanggung jawab dalam memilihkan calon suami untuk perempuannya dengan memilih laki-laki yang shalih. Abu Nu’im mentakhrij di dalam al-Hilyah, 1/215, dari Tsabit al-Banaty, dia berkata: “Yazid bin Mu’awiyah menyampaikan lamaran kepada Abu Darda’ untuk menikahi putrinya. Namun Abu Darda’ menolak lamarannya itu. Seseorang yang biasa bersama Yazid berkata, ‘Semoga Allah memberikan kemaslahatan kepa¬damu. Apakah engkau berkenan jika aku yang menikahi putri Abu Darda’?” Yazid menjawab, “Celaka engkau. Itu adalah sesuatu yang amat mengherankan.” Temannya berkata, “Perkenan¬kan aku untuk menikahinya, semoga Allah mem¬berikan kemaslahatan kepadamu.” Terse¬rahlah,” jawab Yazid. Ketika Abu Darda’ benar-benar menikahkan putrinya dengan temannya Yazid itu, maka tersiar komentar yang miring, bahwa Yazid menyampaikan lamaran kepada Abu Darda’, tapi lamarannya ditolak. Tapi ketika ada orang lain dari golongan orang-orang yang lemah, justru Abu Darda’ menerima dan menikahkan¬nya. Lalu Abu Darda’ berkata,”Aku melihat seperti apa kurasakan di dalam hatiku. Jika ada dua pelamar, maka aku memeriksa rumah-rumah yang dilihatnya bisa menjadi tumpuan agamanya.”
Bahkan dalam Islam, seorang ayah yang memiliki anak perempuan yang dididik dengan Islam hingga menikahkannya dengan lelaki shalih, insya Allah jaminannya surga. Rasulullah saw. bersabda (yang artinya): “Rasulullah saw. bersabda, “Tiada seorang muslim yang memiliki tiga anak perempuan kemudian dia memberi nafkah sampai keduanya menikah atau meninggal dunia kecuali keduanya menjadi dinding baginya dari api neraka.” Seorang perempuan bertanya,”Apakah dua anak juga?” Rasul menjawab, “Atau dua anak perempuan.” (HR Thabrani)
Biro Jodoh Dalam Islam
Perjodohan dalam Islam? Wuah, ada nggak, ya! Biro jodoh adalah sebuah ikhtiar untuk masuk ke jenjang pernikahan, dalam Islam adalah sesuatu yang boleh. Tapi, ada syarat dan ketentuan yang berlaku.
Rasulullah saw. memberikan petnujuk dalam memilih pasangan: “Wanita itu dinikahi karena empat perkara; (1) karena hartanya, (2) karena kebaikan keturunan atau kedudukannya, (3) karena kecantikannya, dan (4) karena afamanya. Maka beruntunglah engkau yang memilih wanita yang beragama, karena dengan demikian itu engkau akan berbahagia” (HR Bukhari dan Muslim)
Dalam hadis yang lain, Rasulullah saw. bersabda (yang artinya): “Janganlah kamu menikahi wanita kaeena kecantikannya, mungkin kecantikannya itu akan menyebabkan dia sesat (membinasakannya); dan janganlah kamu menikahi wanita karena harta bendanya, mungkin hartanya itu menyebabkan ia sombong (sesat). Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, Demi Allah, perempuan budak yang hitam legam itu lebih utama apabila ia beragama (Islam)” (HR Ibnu Majah)
Berdasar syarat dan ketentuan yang berlaku tersebut, maka biro jodoh hendaklah tidak mengklpoitasi fisik untuk diumbar, apalagi diperntontonkan di khalayak umum. So, biro jodoh yang mengekploitasi fisik, pantaskah?(Aries Adenata/diambil dari berbagai sumber)

Dimuat di majalah Gizone edisi 11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar