Selasa, 02 Februari 2010

Emak Ingin Naik Haji Tahun 2012?





Masyarakat yang Haus Hiburan
Bangsa ini adalah bangsa yang besar, kekayaan alamnya melimpah, jumlah penduduknya pun juga peringkat lima besar. Tak hanya itu saja bangsa ini di kenal, namun juga dikenal dengan negeri seribu bencana. Tanah longsor, banjir, lumpur, gunung meletus, angin topan, jebolnya tanggul dan lain-lain. Seakan bangsa ini selalu disuguhi akan bencana yang datang silih berganti.
Melihat fonemona ini, pantaslah jika masyarakatnya haus akan hiburan. Mereka ingin menghilangkan penat dan duka yang merundung hidupnya. Lihat saja berbagai bentuk hiburan yang bertebaran di seantero negeri ini, mulai dari yang berwujud cafe, gedung teatre, mall, taman, gedung bioskop hinga televisi. Kita akan mencoba lebih spesifik mengulas hiburan yang murah dan mudah diakses oleh masyarakat negeri ini, yaitu film.
Di bulan november, jagad perfilman di Indonesia heboh dengan munculnya dua film yang hampir berbarengan, yakni ”Emak Ingin Naik Haji” dan ”2012”. Dua film yang sangat berbeda, film ”Emak Ingin Naik Haji” dibuat dengan sederhana, tetapi syarat akan muatan religius yang tinggi. Sedangkan film ”2012” digarap dengan effect yang sangat canggih, namun ada nilai di dalamnya yang dapat memporak-porandakan akidah umat muslim.

Emak Ingin Naik Haji

Film ”Emak Ingin Naik Haji” ini berkisah tentang emak yang ingin naik haji. Di umur yang ke 61 tahun, ia hanya mampu mengumpulkan lima juta, sedangkan biaya untuk naik haji membutuhkan dana Rp 30 juta.
Kalau lima tahun bisa menabung Rp 5 juta, berarti butuh sekitar 25 tahun lagi agar uang emak cukup. Jika di hitung, maka di umur 86 tahun Emak baru bisa berangkat naik haji, itu pun kalau masih berumur panjang.
Emak adalah janda yang ditinggal mati suami dan anak sulungnya, berhasrat besar pergi beribadah haji. Kondisi ekonomi yang hanya bergantung pada penghasilan membuat kue apem dan pekerjaan Zen yang menjual lukisan keliling, membuat impian itu jauh dari kenyataan. Namun, emak terus gigih menabung seperak demi seperak.
Tak jauh dari gubuknya yang reot, berdiri megah rumah saudagar kapal haji Sa'un (Didi Petet). Mereka sekeluarga berencana Umroh untuk keenam kalinya. Tiap kepergian mereka, sebelumnya diadakan selamatan mewah mengundang para tetangga. Tiap itu pula emak kecipratan order bikin kue apem.
Kisah yang lainnya, tentang naik haji juga, ada Pak Joko, seorang pengusaha yang berambisi menjadi wali kota. Untuk meraih simpati penduduk, ia membutuhkan titel haji di depan namanya.
Dalam film ini akan disuguhkan tiga perbandingan perihal motivasi masing-masing orang pergi ke Tanah Suci. Keluarga saudagar yang melaksanakan haji sebagai rutinitas, emak yang sungguh rindu Rumah Allah, dan si pengusaha yang cuma butuh gelar.

Film 2012

Film 2012 ini diangkat berdasarkan kepercayaan atau ramalan suku Maya. Mereka percaya bahwa pada tahun tersebut akan terjadi kiamat. Bagi umat Islam, ini adalah sebuah kepercayaan yang sangat berbahaya, karena ini berurusan dengan aqidah. Umat Muslim meyakini betul bahwa datangnya hari kiamat tidak bisa ditebak, diramal, diprediksi atau pun dihitung secara mati-matis, meskipun Allah memberikan petunjuk-petunjuk akan datangnya hari kiamat.
Di pihak lain, sesepuh bangsa Maya modern di Guatemala dan Meksiko juga menyatakan prediksi kiamat itu ngawur. Dinilai, kiamat 2012 sengaja diciptakan untuk tujuan komersial bangsa barat dengan mengeksploitasi kebudayaan Maya. Seperti dilansir Telegraph dan dikutip detikINET.

Agenda yang Tersembunyi
Ada sesuatu dibalik film 2012. Yah, kekuatan kapitalisme yang nota benenya adalah negara barat, kini mau runtuh, mereka harus bersaing ketat dengan raksasa ekonomi baru, Cina. Mereka mungkin deg-degan dengan kondisi tersebut. Untuk itu, mereka mencoba membuat sesuatu yang dapat membangkitkan kekuatan ekonomi mereka. Yakni melalui sebuah film yang dapat mengeruk pundi-pundi duit dari negara penonton. Disamping itu, mereka ingin mengukuhkan dan mengekspansi budaya kapitalisme melalui film.
Yang paling gawat adalah upaya ekspansi terhadap aqidah umat muslim, mereka dipaksa untuk secara tidak langsung mengamini bahwa kiamat akan datang pada tahun 2012 dan mempercayai gambaran visual bagaimana kiamat itu terjadi di muka bumi ini.
Tak hanya itu, ada pihak-pihak tertentu yang mengambil kesempatan pada momen ini, pihak media yang tidak bersahabat dengan kaum muslim mencoba membenturkan padangan ulama dengan masyarakat, ini sudah terjadi beberapa kali, masyarakat digiring agar mulai tidak menghormati pandangan atau fatwa para ulama. Bahkan mencela para ulama.
Berkaca dari kasus terbut, umat ini harus jeli jika ada isu yang dilemparkan oleh kalangan tertentu. Yah, semoga umat ini makin cerdas. Dan penulis turut berdoa, semoga Emak bisa naik haji di tahun 2012. Semoga....(Aries Adenata/diambil dari berbagai sumber)

Dimuat di majalah Gizone edisi 9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar