Rabu, 23 Desember 2009
Nak, Kau Harus Memilih!
Aries Adenata
Two roads diverged in a yellow wood,
And sorry I could not travel both
And be one traveler, long I stood
And looked down one as far as I could
To where it bent in the undergrowth;
…
Jika kau dihadapkan pada sebuah pilihan, apa yang bakal kau putuskan? Jika pilihan itu sebuah paradoks hitam-putih, baik-buruk, maju-mundur, suka-tidak-suka. Pastinya, kau harus tetap memilih itu. Setiap pilihan pasti ada sebuah konsekwensinya. Yah, seperti yang coba didedah penulis dalam bait-bait puisi karya Robert Frost yang berjudul “The Road Not Taken”.
Jika ada sebuah pilihan, dan pilihan itu adalah jalan yang bercabang { Two roads diverged in a yellow wood}, tentunya pilihan itu membingungkan, kita tidak tahu, apa yang bakal terjadi jika kita memilih jalan salah satu diantaranya, dan pastinya {And sorry I could not travel both} kita tidak bisa berjalan di kedua jalan tersebut dalam waktu yang bersamaan. Tentunya, ada resiko dan peluang jika memilih salah satunya, {And looked down one as far as I could/To where it bent in the undergrowth; } jika telah menetapkan satu pilihan, maka, usaha dan kerja keras untuk mencapai tujuan yang dinginkan.
…
Then took the other, as just as fair,
And having perhaps the better claim,2
Because it was grassy and wanted wear;3
Though as for that the passing there
Had worn them really about the same,
…
Ketika dua jalan itu sama, maka, disetiap jalan itu punya kesempatan yang sama untuk dipilih, punya peluang yang sama pula untuk meraih yang diinginkan, jadi, dalam mempertimbangkan untuk memilih jalan itu kita harus adil, tak ada conflict of interest {Then took the other, as just as fair/And having perhaps the better claim}. Dan, setiap jalan atau keputusan berhak atas yang terbaik.
Meskipun masalah yang dihadapi pernah terjadi pada seseorang, dan dia mengambil sebuah keputusan untuk masalah tersebut {Though as for that the passing there/Had worn them really about the same}, kemungkinan yang terjadi tidak pernah akan sama, kemungkian terburuk pun bisa jadi akan sama atau berbeda. Kita tidak tahu. Setiap jalan akan punya capaian tersendiri. Bisa berujung kebaikan atau keburukan.
…
And both that morning equally lay,
In leaves no step had trodden black.
Oh, I kept the first for another day!
Yet knowing how way leads on to way,
I doubted if I should ever come back
…
Jika masalah yang terjadi belum pernah ditemui, dan sebuah keputusan belum pernah diambil untuk masalah tersebut. Kita tidak bisa mengambil kedua jalan tersebut. Kita harus tetap memilih satu diantaranya{ And both that morning equally lay/ In leaves no step had trodden black}. Dan, kedua jalan itu telah siap ditempuh, tinggal memilihnya. Ya, memilih satu diantaranya. Menetapkannya, dan akan melaluinya untuk meraih yang diinginkan. Berusaha semaksimal mungkin menapaki jalan yang telah dipilih.{ Oh, I kept the first for another day!/
Yet knowing how way leads on to way/I doubted if I should ever come back}
Tetapi, ada kemungkinan akan memilih jalan yang satunya suatu saat. Kita tidak tahu apa yang bakal terjadi, tetapi, lagi-lagi tetapi, kemungkinan untuk memilih jalan yang lain itu berat, karena keputusan untuk menapaki jalan yang dipilih telah diambil. Kesempatan itu tak datang dua kali.
...
I shall be telling this with a sigh4
Somewhere ages and ages hence:
Two roads diverged in a wood, and I—
I took the one less traveled by,
And that has made all the difference.
Yah, setiap keputusan itu akan kita ceritakan atau bakal kita sampaikan pada suau saatnya, kenapa kita memilih jalan tersebut, untuk mengambil pelajaran darinya, dan kita yakin bahwa jalan yang kita tempuh adalah yang terbaik,{I shall be telling this with a sigh4/Somewhere ages and ages hence:/Two roads diverged in a wood, and I— }, genderang perang telah dimulai, kita tidak tahu apakah keputuaan itu benar atau salah, {I took the one less traveled by/And that has made all the difference}
Apapun keputusan itu, yang jelas keputusan itu akan berdampak pada kehidupan kita. Yah, hidup adalah sebuah pilihan. Jadi, Nak, kau harus memilih…
NB:
-Teks ini hanya sebagian saja dari naskah asli ”Nak, Kau Harus Memilih”
-Tulisan ini dimuat http://ariesadenata.blogspot.com silahkan kunjungi blognya bila berkenan!
-Kerja Keras adalah Energi Kita
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar