Senin, 07 Desember 2009
Adakah Lelaki yang Jujur?
Adakah Lelaki yang Jujur?
Aries Adenata
(Ketua Forum Lingkar Pena Solo Raya)
Semua Lelaki Gombal?
Ah, tak ada lelaki di dunia ini yang jujur. Semuanya gombal! Sebuah streotip yang sudah umum di kalangan kita, benarkan Gizolista? Yah, disetiap perkataan lelaki memang ada kebohongan. Lah, masih ngotot lagi kan! Bahwa lelaki itu pada pembohong! Cccck, mungkin dalam otak gizolista sudah bercokol kata `gombal` tuk semua lelaki karena keseringan nonton sinetron Indonesia yang murahan alias nggak bermutu. Menampilkan lelaki hidung belang, suka selingkuh, menyakiti para wanita d-el-el. Pokoknya lelaki digambarkan kaum yang suka mendeskriditkan kaum hawa. Apalagi kalau kaum hawa yang punya pengalaman buruk dengan lelaki, wah makin memperparah lagi presepsi tentang lelaki.
Nach loch! Kalau gizolista juga berpikiran demikian, wah-wah, sudah kecuci otaknya ma tayangan sinetron yang tak bertanggung jawab itu. Minta pertaggung jawabannya dong! Lah kok, malah nglindur tentang tanggung jawab.
PRnya sekarang adalah, kenapa sih harus jujur, benarkah lelaki itu pembohong dan bagaimana perilaku yang jujur itu. Yupz, kita kupas tuntas tentang kejujuran biar kaum hawa tidak selalu berpikiran negatif terus.
Sebuah Kejujuran
Kenapa sih harus jujur? Nah, gitu dong yang ditanya, biar kita paham kenapa jujur. Gizolista Nabi Muhammad saw bersabda, "Berlaku jujurlah, karena sesungguhnya Kejujuran itu menuntun kepada kebaikan, dan sesungguhnya Kejujuran itu menuntun ke surga. Dan jauhilah dusta, karena dusta itu menyeret kepada dosa dan kemungkaran, dan sesungguhnya dosa itu menuntun ke neraka." (HR Bukhari).
Subhanallah siapa yang nggak mau ke surga. Setiap orang pasti mau ke Surga, tidak hanya kaum hawa, kaum adam pun juga menginginkan surga, jadi surga bukan monopoli kaum hawa. Nah, salah satu jalan untuk menggapai ke surga adalah dengan kejujuran. So, jujur adalah hak bahkan wajib tuk semua kaum, baik hawa maupun adam. Ada nggak sih kisah kekjuran? Lah, masih ngotot lagi. Ada banyak kisah kejujuran yang dapat menginspirasi kita di dunia ini.
Kisah Kejujuran yang Inspiratif
Abdullah bin Dinar meriwayatkan, suatu hari ia melakukan perjalanan bersama Khalifah Umar bin Khathab dari Madinah ke Mekah. Di tengah jalan mereka berjumpa dengan seorang anak gembala yang tampak sibuk mengurus kambing-kambingnya. Seketika itu muncul keinginan Khalifah untuk menguji Kejujuran si gembala. Kata Khalifah Umar, "Wahai gembala, juallah kepadaku seekor kambingmu." "Aku hanya seorang budak, tidak berhak menjualnya," jawab si gembala. "Katakan saja nanti kepada tuanmu, satu ekor kambingmu dimakan serigala," lanjut Khalifah. Kemudian si gembala menjawab dengan sebuah pertanyaan, "Lalu, di mana Allah?"
Khalifah Umar tertegun karena jawaban itu. Sambil meneteskan air mata ia pun berkata, "Kalimat 'di mana Allah' itu telah memerdekakan kamu di dunia ini, semoga dengan kalimat ini pula akan memerdekakan kamu di akhirat kelak." Kisah di atas merupakan gambaran pribadi yang jujur, menjalankan kewajiban dengan disiplin yang kuat, tidak akan melakukan kebohongan walau diiming-imingi dengan keuntungan materi.
Tak kalah hebatnya kejujuran Rasulullah, bagaimana beliau berdagang dengan kejujuran, beliau mengatakan dengan jujur harga kulakan barang dagangannya dan keburukan barang dagangannya, selanjutnya terserah kepada pembeli mau memberi keuntungan berapa. Subhanallah, betapa jujurnya ya! Tak hanya dalam hal dagang saja, beliau juga tidak pernah berbohong dalam setiap perkataannya menyangkut semua hal, hingga beliau mendapat gelar al amin di masyarakatnya, padahal kala itu masyarakatnya masih jahiliyah.
Kejujuran yang Mengharu Biru
Rasulullah memerintahkan kepada para pengikutnya untuk menyerang Romawi. Namun, ada beberapa sahabat yang tidak mengikuti peperangan tersebut. Salah satunya adalah Ka`ab bin Malik. Ketika selesai perang, Rasulullah menanyakan kepada para pengikutnya kenapa mereka tidak ikut berperang. Sebagia dari mereka memberikan berbagai alasan agar terhindar dari murka Allah. Tetapi, lain halnya dengan Malik, ia berkata jujur bahwa tidak ada alasan yang menyebabkan ia tidak ikut berperang.
Mendengar apa yang disampaikan Ka`ab, Rasulullah kemudian meminta para pengikutnya untuk mengucilkannya. Ketika masa pengucilan tersebut, para pengikut Rasul sama sekali tidak mau berbicara dengannya. Bahkan, Rasulullah pun melakukan hal yang sama.
Bahkan, Rasululah memerintahkan agar Ka`ab meninggalkan istrinya sebelum Allah memutuskan perkaranya. Sebuah kejujuran yang sangat menyakitkan bagi Ka`ab, namun, ia berani berkata jujur karena ia takut terhadap murka Rasul dan murka Allah. Dan akhirnya pengumuman turun bahwa taubatnya Ka`ab diterima oleh Allah SWT. Sungguh, kejujuran yang menyakitkan namun membahagiakan, Ka`ab langsung mendapatkan pengampunan langsung dari Allah SWT .
Sudah Saatnya Tak Ada Curiga
Sudah saatnya keraguaan atau streotip bahwa lelaki tak ada yang jujur dihapus, banyak kisah yang dapat kita petik bahwa lelaki pun banyak yang berbuat jujur. Ayah kita, kakek kita, adik atau kakak kita juga laki-laki, mereka berhak untuk mendapatkan pengakuan bahwa meraka adalah lelaki sholeh yang jujur demi menggapai surga.
Sudah saatnya tak ada curiga diantara kaum adam dan hawa. So, mari gapai surga dengan kejujuran! (diambil dari berbagai sumber)
*Dimuat di Majalah Gizone edisi 7
**Kerja Keras adalah Energi Kita
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar