Mimpi adalah kunci
untuk kita menaklukkan dunia
berlarilah tanpa lelah
sampai engkau meraihnya...
untuk kita menaklukkan dunia
berlarilah tanpa lelah
sampai engkau meraihnya...
Abi-umi, pernah mendengar lagi ini
bukan? Ya, begitu dahsyatnya mimpi, ia mampu menggerakan seluruh sel saraf
dalam otak dan tubuh kita, untuk dijelmakan menjadi nyata. Lantas, bagaimana
dengan mimpi si kecil kita?
Saya
teringat kisah teman saya. Suatu saat, dia pergi keluar rumah dengan naik bus
umum. (mereka adalah keluarga yang cukup mapan, jarang sekali menggunakan bus
umum, lebih sering menggunakan kendaraan pribadi) Di dalam bus tersebut ada
seorang kondektur yang sedang menarik karcis atau bayaran. Nah, otak si kecil
anak teman saya tentu akan merekamnya, kemudian masuk k delam otak bawah
sadarnya. Pada malam harinya, teman saya menanyakan kepada anaknya. “Nak, besok
kalau sudah besra mau jadi apa?” Apa jawab si kecil? “Aku mau jadi kondektur
bus, agar dapat uang banyak”. Teman saya langsung kaget mendengar jawaban si
kecil. Ia tidak bisa berkata apapun. Seolah ingin membelokan arah mimpi anak
saat itu juga, namun ia tak kuasa.
Tentu
si anak tahunya karena pengalaman naik bus, sehingga melihat kondektur tersebut
dapat uang dari menarik karcis atau bayaran dari penumpang.Bagaimana ketika
kejadian itu menimpa abi/umi muda? Tentu bingung juga bukan? Teman saya yang
mengalami hal tersebut lantas tidak gusar, juga tidak menghadang mimpi
tersebut, kemudian ia mengambil langkah untuk memberi ruang pada mimpi si kecil
tersebut. Karena dengan itu, anak akan menciptakan imajinasinya sendiri tentang
profesi kondektur. Tapi disisi lain, teman saya juga mencipta jalan dan
menggambarkan ruang mimpi yang lain dengan cara sharing dan bercerita kepada
gurunya, juga memberikan gambaran tentang profesi lainnya, tak hanya itu ia
juga membelikan banyak buku tentang profesi-profesi lainnya. Karena sejatinya
semua profesi itu baik.
Lambat
laut, teman saya menuai hasil. Suatu hari, ia bertanya lagi kepada anaknya. “Nak,
besok kalau sudah besar mau jadi apa?” Tanya teman saya. Kemudian si kecil
menjawab dengan bangga. “Umi, besok kalau besar aku mau menjadi astronot, biar
bisa pergi ke bulan” Daaar…anak suatu yang menggemberikan meledak dalam hati
teman saya. Akhirnya, anaknya bisa melihat profesi lainnya, juga punya mimpi
yang datang dari dirinya sendiri, bukan dari apa yang ia inginkan. Mari abi/umi,
kita menyemai benih pada si kecil, biarkan ia memecahkan telur mimpinya
sendiri, agar kelak ia menemukan dunia yang betul-betul diinginkan. Nak,
bermimpilah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar