Kita
mungkin bisa merasakan (bagi yang bisa merasakan) ketika seseorang tersenyum
dengan tulus, senyum yang datang dari hati, bukan senyum kepura-puraan, ada
semacam cahaya (meminjam istilahnya Indrawan YP) atau energi (baca: istilah
saya) yang bisa kita tangkap dengan hati.
Juga
ketika seseorang berbuat dengan tulus dari hati mereka, ketika mereka berbuat
kebaikan kita bisa merasakan itu. Ya, meski secara kasat mata kita tidak
menangkapnya, namun ada getaran yang terpancar dan tertangkap oleh kita.
Mungkin karena indra kita terbatas. Kadang kita juga tertipu oleh kemampuan
indra kita sendiri. Maka, hati kitalah yang bisa merasakannya.
Bahkan,
hati kita juga bisa merasakan tulisan yang datang dari hati, tulisan itu bisa
kita rasakan berkekuatan, punya ruh, dan daya hentak.
Perbuaatan
dan perkataan yang datang dari hati pasti akan memantulkan energi yang luar
biasa. Ditengah riuh rendah kehidupan, gempuran-gempuran akan kebutuhan hidup
yang tersesupi bodily hedonism (meminjam istilah dari mudji utrisno), kadang
atau bahkan kita tidak memberi ruang pada hati kita.
Inilah
kegundahan yang sekarang saya rasakan, gundah untuk belajar untuk berkata,
mendengar, serta berbuat dari hati. Juga gundah untuk menemukan orang-orang
yang barkata dan berbuat dari hati. Ketika hati ketemu hati, kita merasakan
kesejukan.
Berat memang, kita harus meluruhkan ego kita, acapkali kita ingin menampakan eksistensi diri kita, tetapi yang muncul kadang keinginan untuk besar dihadapan orang dengan mengecilkan orang lain, tampak ingin ada dengan mentiadakan orang lain.
Butuh kerja keras untuk memberi ruang pada hati kita, karena hidup kita sekarang dibajak oleh gawai (gadget), nyaris kehidupan sosial kita dirampas, tak ada upaya perlawanan dari kita, ditambah lagi pemikiran kita yang terus menerus dikontruksi oleh televise (kapitalis dan penuh kepentingan) yang bertemu dengan desakan nafsu ekonomi kita, itulah harapan mereka.
Ah…semoga
kegundahan ini berkelindan dan bertemu dengan kegundahan yang sama dan menjelma
menjadi ajakan untuk berkata dan berbuat dari hati secara berjamaah
Di
pojok ruang/12: 54/16 –Okt-15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar